🍃27-Istiqomah-

3K 161 3
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

-----------------------------------------------------------
Selamat Membaca..
---------------------------------------------------------

"Pantes aja fokus banget natap hp, lagi 'nonton' ternyata." ujar orang itu seraya menatap ke layar ponsel milik Nayla yang kini ia genggam.

Nayla mengerjapkan matanya, secepat kilat ia palingkan kepalanya. Nayla mengepal tangannya, bibir atasnya ia gigit kuat-kuat, matanyapun sudah ia pejamkan dengan penuh penekanan, Mampus! Malu banget gua, gila!!!

"Tuh hp lo, jangan berisik, gua mau tidur," kata orang itu seraya meletakkan ponsel Nayla di meja, kemudian berlalu pergi.

Nayla menatap ke arah orang yang sudah memergokinya, orang itu sekarang sedang berjalan dengan santai ke arah bangku tempat biasa ia duduk, dipojok kanan paling belakang, yang tidak lain adalah sejajar dengan Nayla berada, tetapi berbeda sisi.

Nayla mempause videonya itu, ia diam seribu bahasa, ah memalukan sekali! Rutuknya dalam hati.

Nayla menegakkan badannya, berjalan mendekati orang itu,

"Arjuna," panggilnya. Ya, orang yang memergoki Nayla adalah Arjuna.

Arjuna tidak bersuara ia hanya mengangkat sebelah alisnya saja, posisi badannya pun tidak berubah, masih tertidur dibangku yang ia susun tiga seperti kasur.

"Ekhm," batuk Nayla, "heem.. Juna, euuu.."

Nayla sepertinya kesulitan untuk berbicara,

"Juna.. Eum.. Lo, eumm, lo, lo, jan-

Nayla menggelengkan kepalanya, ia menahan nafasanya, dan memejamkan matanya, "Juna, lo jangan bilang sama anak-anak kelas ya, kalau gua nonton begituan."

"Santai aja, muka lo sampe pucet banget,"

Nayla membuang nafasnya secara kasar, lega sekali, rasanya.

"Gua malu tahu, kepergok gitu sama lo," jujur Nayla,

"Baru kepergok nonton, gimana kalo kepergok ngelakuin,"

Nayla membulatkan matanya, apa ia tidak salah dengar dengan apa yang laki-laki di depannya itu katakan?

"Hah? Maksud lo?"

"Ya disini udah biasa kali, lo dapet itu juga dari si Tasya kan,"

Nayla membulatkan matany lagi, bagaimana laki-laki itu bisa tahu?

Oh, ingatkan Nayla, jika ia membeli obat kepada Arjuna atas informasi dari Tasya.

"Anak SD juga nonton kayak begituan kali,"

Persis kayak omongan si Nisa waktu itu. Batin Nayla.

Ya, miris sekali memang, entah pengaruh dari mana, anak SD pun sudah berani menonton seperti itu, baik di sengaja, ataupun tidak. Terlebih, beberapa tahun lalu, marak terjadi kasus pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur, oleh beberapa orangtuanya sendiri ataupun oknum guru disekolahnya, sungguh amat sangat menyedihkan sekali,

Nayla terkekeh sebentar, "lo ngapain di sini?"

"Tidur. Lo budeg? Tadi gua kan udah ngomong,"

"Eh, iya ya,"

Suasana kembali hening, tidak ada yang bersuara.

"Eumm, lo kalo sekolah kenapa ga pernah masuk kelas?" Nayla bertanya kembali

Istiqomah[Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang