Assalamualaikum. Apa kabar? Semoga sehat semuanya ya. Maafkan aku yang udah lama ga update;( ini ga sempat di cek ulang, habis tarawih langsung ngetik.
Marhaban ya ramadhan. Bulan suci penuh berkah serta kemuliaan akhirnya tiba. Tingkatkan ibadahnya ya semua.. sayang banget kalau di bulan yang penuuuuuhhh berkah ini kita ga beribadah, jangan seperti Nayla ya, tidak patut dicontoh hehe.
Dunia kini sedang panas, panas oleh konflik. Dimana umat beragama sedang di adu domba oleh sesuatu yang di sebabkan pembom Surabaya. Tentunya kita, umat Islam, percaya, bahwasanya sesungguhnya Allah membenci sesuatu yang merugikan, terlebih menyangkut pembunuhan seperti ini, Allah maupun rosull tidak pernah mengajarkan tentang berjihad dengan membunuh. Negara kita sedang di adu domba, sedang di bantai melalui agama, sedang di propokasi.
Kita harus percaya, Islam bukan teroris, dan teroris bukanlah Islam.
-----------------------------------------------------------
Selamat Membaca..
-----------------------------------------------------------"Ya Allah, tolong Nay, selamatkan Nay, tolong Ya Allah."
Nayla bersimpuh dengan tangan menengadah dan mata yang terus menitikan air.
Di sisi lain, Puspa terua menyeru nama Nayla,
"Nayla, Nayla,"
"Nayla, Nayla, bangun Nayla,"
"Nayla, bangun, Nayla, bangun," Puspa masih terus berusaha
Puspa terus menepuk pipi putrinya itu, agar bisa bangun dari tidurnya,
"Nayla, Nayla," Puspa terus memanggil dengan tangan yang tak henti mengguncang tubuh serta menepuk pelan pipi Nayla,
Saat Puspa tengah terus menepuk pipi Nayla, tiba-tiba Nayla membangunkan setengah badannya, matanya membulat lebar, wajahnya terlihat amat pucat dengan keringat yang nampak jelas di pelipis serta dahinya, nafasnya tersengal nyaris seperti seseorang yang mempunyai asma kekurangan udara, seperti ikan berada di daratan, terengap-engap.
Setelah beberapa detik Nayla berada pada posisi kaget, ia baru sadar akan orang yang berada disampingnya, "IBU," jeritnya refleks seraya memeluk Puspa dengan erat,
"Ibu.. Nay takut," Curahnya,
Puspa heran dengan tingkah Nayla, ada apa dengan putrinya ini?
"Nay dimana Bu?" Tanya Nayla masih berpelukan,
"Lihat saja sendiri ini dimana!" Ketus Puspa,
Nayla mengedarkan pandangannya, "Mushala," ujar Nayla tanpa sengaja,
"Memang menurut kamu dimana?"
"Masih di Bumi kan Bu?"
"Kamu ngomong apa sih? Jelas masih di Bumi Nayla. Kamu memang terlalu ya, di ajak salat, bukannya salat, disuruh salat di depan sama ibu malah pingin di belakang, jadinya apa coba? Kamu bukannya salat malah tidur! Susah dibanguninnya pula," cerocos Puspa panjang kali lebar bak rumus matematika,
"Nay tidur Bu?" Tanya Nayla dengan raut bahagia, "berarti, tadi, tadi, tadi Nay cuma mimpi? Cuma mimpi? Sumpah Bu?" Nayla terus bertanya, "benerankan Bu cuma mimpi? Serius kan Bu? Cuma mimpi kan?"
"Iya kamu tidur! Kamu itu ya! di rumah Allah kok malah tidur, bukannya iba-
"Untungnya cuma mimpi!" Ujar Nayla girang memotong ucapan Puspa, "syukur deh cuma mimpi, tapi sumpah, tadi tuh.. Gila bener-bener kayak kenyataan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Istiqomah[Sudah Terbit]
Spiritual[Spiritual FiksiRemaja] #109dalamspiritual=>8juli2018 SEMUA PERISTIWA, KEJADIAN, LATAR, NAMA TOKOH, KONFLIK DLL, SEMUANYA MURNI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI. DILARANG MENGOPY. CANTUMKAN SUMBER JIKA INGIN MENGUTIP. Nayla nurjanah, Gadis yang sangat susa...