Sider; doi nggak peka🌚
"Ta, jadi pindah kos-an?" Cowok yang sekarang duduk di atas meja di hadapan Gita ini bertanya sambil mengetuk dahi sahabatnya itu dengan sisir hitam yang senantiasa menghuni saku kemejanya.
Gita mengalihkan sejenak pandangannya dari kertas bergaris di atas mejanya untuk menatap cowok itu, Farrel. "Jadi, lah, Rel. Emang lo mau gue tidur di kolong jembatan," jawab Gita. "Ih, sakit, bego!" Ringis Gita ketika lagi-lagi Farrel mengetukkan sisir pada dahinya.
Dua hari lalu, Gita dipanggil pemilik kos-an nya yang lama, membahas terkait pembayaran uang kos yang menunggak sudah dua bulan.
"Harusnya lo bilang gue dari awal, Ta. Gue bersedia kok jadi Kreditan lo, nggak lo ganti juga gue nggak masalah."
Gita tampak menghela napasnya. "Nggak, Rel. Gue nggak suka orang jadi ribet gara-gara gue."
"Ta, boleh nggak sih gue peluk lo?"
Dahi Gita mengerut. "Ngapain?"
"Gue tau kok, lo itu keropos. Cuma sok-sokan ceria terus."
"Apaan sih, Rel Kereta? Emangnya gue gigi pake keropos segala." Gita tertawa hambar.
"Apaan sih, Gita Cinta?" Farrel mengikuti suara Gita walupun jelas beda sekali. Malah terdengar menggelikan.
"Gita Cinta sapa?" tanya Gita karena nama panjangnya Nanda Gita Arsyentha, bukan Gita Cinta. Kayak judul lagu aja, batin Gita.
"Gita Cinta Farrel. Bener kan?"
"Ah, ngaco! Nggak mungkinlah, Rel Kereta! Dari kita masih embrio, gue udah bareng lo. Masa iya gue suka lo. Impossible banget, boy!"
"Kita nggak sodaraan, Pinter. Jadi pas gue jadi embrio, lo juga, kita nggak kenal satu sama lain, beda rahim. Baru deh pas gue mimpi bas-"
"Saring nih, saring mulut looo!"
Gita menyumpal mulut Farrel dengan cepolan rambut di atas mejanya. "Kebiasaan banget, sih!"
.
.
.
Lo yang harusnya pake saringan di mulut lo, Gita. Kata-kata lo suka bikin gue mikir, kenapa bisa gue suka sama lo.[10.08.17]
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali Lagi [COMPLETE]
Short StoryGita memang terlahir dengan tingkat kepekaan yang kurang. Kepekaan disini, merujuk pada, kode-kode. Bukan. Bukan kode seperti sandi rumput. Tapi kode hati, aduh. Gita selalu menganggap kode-kode itu hanya sebagai bercandaan, kepura-puraan, dan... g...