Gita cemberut. Tadinya, tangannya memang hanya memegang jaket Faisal, tapi lama kelamaan Faisal menambah kecepatan laju motornya.
Terus nanti kalau gue pegang pinggang Faisal, salah gue? Salah temen-temen gue? Salah mereka yang baca?
"Sal, lo nggak mau gue peluk tapi sengaja ngebut. Ah, ngeselin lo."
"Cerewet banget. Masih untung gue mau anter lo."
"Tapi gue nggak minta lo anter, Faisal."
"Mau gue turunin di sini?"
Gita spontan menabok punggung Faisal banter, udah gitu, sampai membuat Faisal hampir kehilangan keseimbangannya. "Masa lo tega sama mantan sendiri?"
"Bodo amat, Git. Lo kan cuma masa lalu gue."
"Serius? Nggak ada niat jadiin gue masa depan lo, gitu?" Tanya Gita. "Anjer, jangan bunuh gue!" Pekik Gita saat lagi-lagi motor Faisal hampir saja oleng. "Sal, woy! Bercanda doang gue. Haha ya kali."
"Ya kali apaan?"
"Yaa, kali aja lo mau ngajak gue balikan, hehe."
"Keuntungan yang bakal gue dapet kalau kita balikan?"
"Buset dah, keuntungan segala. Yang jelas banyak. Pertama, lo bisa post foto di sosmed lo sama cecan—"
"Wait, cecan yang lo maksud itu..."
"YA GUE LAAH!"
"Najis."
"Ngeselin lo."
[18.09.17]
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali Lagi [COMPLETE]
Short StoryGita memang terlahir dengan tingkat kepekaan yang kurang. Kepekaan disini, merujuk pada, kode-kode. Bukan. Bukan kode seperti sandi rumput. Tapi kode hati, aduh. Gita selalu menganggap kode-kode itu hanya sebagai bercandaan, kepura-puraan, dan... g...