[34]

1.3K 162 8
                                    

Sesampainya di lantai bawah, Faisal melepaskan tangannya pada lengan Gita dengan pipi memerah. "Motor atau mobil?" Tanyanya.

"Terserah lo aja, Sal."

"Jawabannya cuma ada dua, Gita. Gue rasa lo cukup pintar buat tau apa aja opsi jawabannya."

"Ntar kalau gue bilang mobil, dibilangnya bikin ribet. Kalau gue bilang motor, dikira modus biar bisa peluk lo. Kan nanti serba salah gue-nya."

"Motor atau mobil, Gita."

"Motor deh, motor," ujar Gita pada akhirnya.

"Alah, modus lo!"

"TUH KAN!"

"Berisik. Nggak liat sekarang jam berapa? Anak kos pada tidur semua. Sadar diri dong, suara lo itu nggak ada enaknya sama sekali."

"Oke, Sal. Makasih loh, ya, udah mau jujur." Gita berlagak seperti orang yang paling tersakiti. Tangannya mengelus dada. "Pedes banget omongan lo, samyang yang extreme kalah kali."

"Hiperbola banget, lo, jelek."

"Ternyata dulu gue khilaf pacaran sama elo. Mata gue lagi katarak bisa-bisanya nerima cowok kayak elo. Baikan juga Farrel," cetus Gita.

Rahang Faisal mendadak mengeras. Entah kenapa ia tidak suka ketika Gita mengatakan nama Farrel.

"Santai, dong mukanya! Nggak usah tegang begitu." Gita menotol pipi Faisal.

Sedangkan cowok itu langsung memalingkan wajahnya ke arah lain, ia berpikir,
.
.
.

Gue nggak lagi cemburu, kan, Gita?

[17.09.17]

Sekali Lagi [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang