[18]

1.5K 286 1
                                    

Gita segera keluar dari kamarnya ketika seragamnya sudah rapi dan tasnya ia sanggah dengan satu pundak. Rambut panjangnya bergoyang-goyang mengingi langkah lebarnya.

"Saal, ayo—"

Ucapannya terpotong ketika ia melihat Farrel dan motornya sudah ada di halaman kosnya, rumah Faisal.

"Oh, lo udah sama Faisal?"

"Eh, iya, barusan Faisal ngajak gue bareng. Ya, Sal?" Gita melirik Faisal yang hanya diam memandangi ponsel. "SAL!"

"HA?" Faisal terlihat kesal ponselnya diambil alih oleh Gita.

"Lo tadi ngajak berangkat bareng kan—"

"Ya udah, terserah lo. Gue duluan," ujar Farrel lalu menyalakan motornya. "Oh iya, lo sengaja nggak baca Line gue ya?"

"Ah? Lo nge-Line gue? Sori-sori, gue belum buka Line sama sekali." Gita terlihat merasa bersalah, ia segera mengambil ponselnya dari dalam saku rok dan membuka aplikasi Line. "Oh iya, sorry banget, ya, Rel. Barusan baca nih, hehe." Gita nyengir pada Farrel. "Sal, sori, ya, gue sama Farrel aja—"

Faisal tetap tak merespon apapun.

"Lo sama dia aja. Gue juga palingan nanti agak telat."

"Mau kemana lo?" Tanya Gita.

"Suatu tempat."

"Yaa gue mana—"

"Bawa motor ga usah ngebut. Lo bawa separuh nyawa gue," ujar Farrel pada Faisal dan langsung melajukan motornya keluar halaman rumah Faisal.
.
.
.

Katanya, Separuh nyawa gue?

Gue dong?

Emang nyawa dia cuma separuh?

[28.08.17]

Yang ngerasa sider, keluar kek wkwk. Ayo, yang dr bab 1 ga nge-vote balik lagi sana, terus vote semua bab:b

Candaa

-Van

Sekali Lagi [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang