[50]

2.6K 222 19
                                    

Gita merasa sedikit canggung ketika dirinya dan Faisal mulai memasuki area lapangan karena hampir semua menatap ke arahnya. Atau mungkin pada Faisal yang kini berjalan disebelahnya sambil menggenggam tangannya. Mungkin pada asing dengan wajah Faisal yang memang bukan dari SMA mereka.

Lapangan basket juga voli sudah berubah menjadi party outdoor yang mewah. Berterima kasihlah pada anak anak osis sebid 10 yang dengan telaten mengurus sarana prasarana-nya.

Ketika matanya menangkap sosok Putra di pinggir lapangan, Gita spontan memanggil cowok itu sambil melambaikan tangannya. "Putraa!"

Putra yang tadinya asik menatap layar ponselnya, langsung beralih mencari asal suara yang memanggilnya. Suara yang sudah amat dikenal oleh telinganya. "Eh, iya, Git."

Cukup lama Putra memandangi Gita dari atas sampai bawah dan terhenti pada dress berwarna baby pink selutut yang dikenakan Gita. "Sok jadi cewek, ah, lo." Putra tertawa.

Gita mencebik. "Ye, emang gue cewek, Tra. Eh, tapi gue cantik kan?"

"Iya, cantik banget. Imut-imut menggemasan sampe gue kudu berak."

"Ih, omongan lo, dasar!"

Gita tiba-tiba teringat pada Faisal yang sedari tadi hanya diam di sebelahnya tanpa ikut berbicara. Iya lah, nggak ada yang ngajak bicara, masa mau nyaut.

"Oh, iya, Tra. Kenalin, ini Faisal. Sahabat gue, Sahabatnya Farrel juga dari SMP. Mantan gue juga, hehe." Gita nyengir.

Putra mengulurkan tangannya. "Putra. Temen sekelasnya dia sama Farrel juga."

Sebenarnya Faisal enggan menjabat tangan Putra karena sepertinya, cowok itu dekat banget dengan Gita. Buktinya, mereka ngobrol berasa sedang berdua doang. "Eh, Sal, kenalan sama Putra itu, loh." Gita menyikut lengan Faisal, menyuruh agar cowok itu menjabat tangan Putra.

Gita berasa jadi emaknya Faisal.

"Oh iya, Tra. Fa-rrel udah dateng?"

Putra mengangguk. "Udah, Git. Tadi dia datang sama Andri, habis itu langsung ke ruang musik. Dia tampil setelah kak Aca main biola. Jadi, ya urutannya kedua."

"Oooh," Gita mangut-mangut. "Dia pake baju apa malam ini?"

Putra tertawa mendengar pertanyaan Gita. "Pake kemeja sama celana jeans. Lo tau lah, dia nggak pernah mau disuruh pake jas."

"Terus, dia ganteng, nggak?" tanya Gita lagi. Baik Putra maupun Faisal sama-sama kaget Gita bertanya seperti itu. "Apa? Gue kan tanya doang."

"Kalau gue bilang ganteng, pada ngira gue homo."

Gita cemberut. "Ya udah, sini jawabnya bisik-bisik aja ke gue biar pada nggak dengar."

"Ah, kocak lo, Git. Pantes Farrel sebegitu sukanya sama elo." Gita mendadak diam. "Eh? Ke-kenapa, Git?"

"Coba aja gue sama dia enggak sahabatan sedeket ini. Mungkin gue udah jadian, Tra."

"Ha? Maksud lo, Git?" Putra jadi bingung sendiri.

"Selama ini gue bohong, Tra. Gue bohong kalau gue nggak tau perasaan Farrel ke gue. Gue pura-pura nggak peka setiap dia kasih gue kode. Nyatanya, cewek emang ditadirkan buat peka, termasuk gue."

Sekali Lagi [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang