"Sal, lo ada yang begini nggak soalnya? Mumet banget pala gue dari tadi ngitung kagak ada jawabannya."
Gita menelungkupkan kepalanya di atas meja. Rambut basahnya dibiarkan acak-acakan menutupi sebagian wajahnya.
"Mana liat?"
Gita menyodorkan bukunya pada Faisal. "Yang nomer 43."
Faisal membaca sekilas kemudian menepuk dahinya. "Gini aja lo nggak bisa?!"
"Santai kek, itu emang susah kok."
"Susah susah, lo nya aja yang nggak bisa."
"Ya emang! Makanya ajarin."
"Ya sini! Lo minta ajarin tapi duduknya di sono, ogah gue teiak-teriak."
Gita menggeser tubuhnya mendekat pada Faisal. Iya, mereka belajarnya lesehan. "Udah nih." Cewek itu malah mepet banget duduknya dengan Faisal.
"Kampret, nggak usah nempel juga kali!"
Tak dapat dipungkiri kalau pipi Faisal memerah.
"Idih, blushing lo?"
"Apaan sih, nggak." Faisal buru-buru menutup wajah Gita dengan buku tulis cewek itu.
22.6.18
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali Lagi [COMPLETE]
Короткий рассказGita memang terlahir dengan tingkat kepekaan yang kurang. Kepekaan disini, merujuk pada, kode-kode. Bukan. Bukan kode seperti sandi rumput. Tapi kode hati, aduh. Gita selalu menganggap kode-kode itu hanya sebagai bercandaan, kepura-puraan, dan... g...