Gita bisa merasakan bahwa Farrel lebih menjauh kali ini. Tidak seperti biasanya Farrel sengaja meninggalkan Gita saat pulang sekolah.
"Gak bareng, Farrel, Git?" Tiba-tiba motor Putra sudah berhenti di hadapan Gita yang hanya menatap kosong jalanan di depannya. "Oi!"
"Enggak, kayaknya Farrel mau ada acara, makanya buru-buru."
"Mau bareng gue? Biar sekalian. Soalnya gue juga ada kepentingan yang tujuannya searah sama rumah lo."
Gita tampak berpikir sejenak kemudian menggeleng. "Enggak usah, Tra. Makasih."
"Nggak ngerepotin gue kok."
"Nanti gue telepon temen aja," tolak Gita. "Udah, sana. Ati-ati, ya!"
"Ngusir gue lo, dasar." Putra mengacak rambut Gita gemas. "Kalau ada apa-apa, telpon gue gak papa kok."
"Siap."
Sepeninggal Putra beserta motornya, Gita segera mengambil ponselnya. Sedikit ragu, namun ia menekan salah satu nomor dari kontaknya dan menekan tombol berbentuk telepon.
.
.
."Sal, lo sibuk?"
[31.08.17]
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali Lagi [COMPLETE]
Short StoryGita memang terlahir dengan tingkat kepekaan yang kurang. Kepekaan disini, merujuk pada, kode-kode. Bukan. Bukan kode seperti sandi rumput. Tapi kode hati, aduh. Gita selalu menganggap kode-kode itu hanya sebagai bercandaan, kepura-puraan, dan... g...