Sore ini kos sedang sepi. Mungkin pada sibuk, batin Gita.
Cewek itu baru saja akan memasuki kamarnya ketika sebuah tangan menepuk pundaknya.
"Kenapa, Sal?"
"Kata nyokap gue, lo ambil beasiswa juga?"
Kemarin memang Gita sempat bercakap-cakap dengan Ibu kos, alias ibu Faisal.
"Juga?" Dahinya berkerut.
"Gue ambil beasiswa juga."
Gita menampakan cengirannya. "Cie, jodoh."
Faisal hampir blushing kalau ia lupa Gita sudah jadian dengan Farrel.
"Inget Farrel," ujarnya.
"Oh iya."
"Mau ngerjain tugasnya bareng nggak? Paling juga nggak jauh beda."
Tenang,Rel, gue nggak pinter nikung kok.
"Oke! Lo tunggu dimana dulu gitu, gue mau mandi."
"Gue tunggu di rooftop."
Gita kembali menghadap Faisal dengan tatapan bingung. "Rooftop mane?"
"Ya rooftop rumah gue lah! Masa rooftopnya mall, sih?" Kesal Faisal. Gita tetap lemot ternyata. Ya, walaupun cewek itu pintar juga.
"Anjay, sejak kapan kos-an gue ada rooftopnya?"
"Bacot. Mandi sana cepet."
"Siap!"
21.6.18

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali Lagi [COMPLETE]
Historia CortaGita memang terlahir dengan tingkat kepekaan yang kurang. Kepekaan disini, merujuk pada, kode-kode. Bukan. Bukan kode seperti sandi rumput. Tapi kode hati, aduh. Gita selalu menganggap kode-kode itu hanya sebagai bercandaan, kepura-puraan, dan... g...