"Ta, udah telepon yang punya belom sih?" Tanya Farrel yang sedari tadi mengeluh capek. "Ini tas lo berat semua."
"Ya elah, sabar bentar. Dari tadi gue udah ketuk-ketuk. Kali aja anak kosnya pada di luar."
"Iya, tapi ini tangan gue keram, Ta."
"Ya taruh di lantai, kenapa siiih? Lagian sapa yang suruh bawa tersu-terusan."
"Kan gue pengin kayak relationshipgoals gitu, jadi gue bawain biar lo baper kek gitu." Farrel nyengir kuda.
Gita mengibaskan tangannya. "Nggak mungkin baper gue. Lo receh soalnya."
"Sakit, loh, Ta."
"Le—"
"Cari siapa—?"
.
.
."Loh?"
"Ha?"
"Mantan ketemu mantan? Kalian janjian?"
Yak. Kenapa Faisal bisa disini?
[21.08.17]
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali Lagi [COMPLETE]
Short StoryGita memang terlahir dengan tingkat kepekaan yang kurang. Kepekaan disini, merujuk pada, kode-kode. Bukan. Bukan kode seperti sandi rumput. Tapi kode hati, aduh. Gita selalu menganggap kode-kode itu hanya sebagai bercandaan, kepura-puraan, dan... g...