Sudah pukul enam ketika Farrel dan Andri sampai di sekolah. Harusnya, yang mengisi acara seperti Farrel datang jam lima tadi, tapi, namanya juga Farrel. Selalu bodo amat.
Keduanya masuk melalui pintu tengah yang sudah ada lima anak dari kelas X yang menjaganya. Salah satunya, teman futsal Farrel, Ando.
"Eh buset, sama kak Andri jadinya nih? Kirain sama kak Gita," ujar Ando lalu memberikan dua buah cokelat berbentuk topi wisuda pada Andri dan Farrel. "Buatan nyokap dia." Ando melirik anak perempuan di sebelahnya.
"Oh, pacar lo?" Tanya Farrel. "Cantik kok."
Sedangkan cewek itu tersipu, pipinya memerah. "Enggak, lah." Ando membantah.
"Bego lo, ah. Jangan nyesel ntar kalau ada yang ambil." Farrel menaikan satu alisnya pada cewek itu. "Tiati, Ando suka mainin cewek."
Rel, lo juga lagi mainin gue, kan?
"Eh, gue sama Farrel masuk dulu ya. Ini anak mau tampil tapi baru dateng." Andri menarik lengan Farrel masuk ke lapangan sekolah. Memang prom tahun ini diadakan outdoor, tidak seperti tahun lalu yang di dalam ruang serbaguna.
"Jangan ditarik, Ndri. Baju gue jelek nanti."
"Lo sih, udah telat masih aja jagongan."
"Ya udah, gue ke ruang musik dulu. Lo gue tinggal ya? Apa mau gue cariin temen lo?"
"Enggak. Nggak usah, Rel. Gue cari sendiri aja. By the way, good luck ya." Andri tersenyum, lalu berlalu pergi.
Setelah di pikirnya cukup jauh, Andri menoleh, ia masih bisa melihat punggung Farrel menjauh.
Ia menghela napasnya. Lalu, ia mendongak kepada langit jingga gelap ketika merasa matanya mulai panas. Kedua tangannya meremas dress bagian bawahnya sambil menggigit bibir. "Andri, bukan salah dia."
[8.10.17]
kira-kira Andri kenapa ya? 🌝
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekali Lagi [COMPLETE]
Kısa HikayeGita memang terlahir dengan tingkat kepekaan yang kurang. Kepekaan disini, merujuk pada, kode-kode. Bukan. Bukan kode seperti sandi rumput. Tapi kode hati, aduh. Gita selalu menganggap kode-kode itu hanya sebagai bercandaan, kepura-puraan, dan... g...