19 Agustus 2017.
24 tahun yang lalu aku dilahirkan, 24 tahun sudah aku hidup, hari ini adalah hariku, notif dihapeku juga sudah tidak terkontrol ku yakin sosail mediaku sudah penuh dengan ucapan-ucapan ulang tahun, aku memang selalu sengaja menonaktifkan ponselku saat hari ulang tahun, bukan apa-apa tapi ya gimana ya, kadang saat hari ulang tahun sebenarnya aku hanya ingin berdiam diri tidur seharian dikamar bersyukur dan merenungi hidup.
Padahal rasanya baru saja memejamkan mata, udara dingin pagi yang mensusuk kulit kini sudah ku rasakan, dia masih memejamkan matanya, tangannya melingkar posesif diperutku, Kinal memang selalu seperti ini saat tidur bersamaku, ntah kalau sama Yona seperti apa aku belum pernah merasakan tidur bertiga soalnya jadi ya tidak tau.
Malam tadi mamah menyuruhku untuk pulang, pasti nanti akan ada drama Kinal yang tak mau di tinggal, padahal hari ini dia pun sibuk, sebenarnya percuma kalau aku berdiam diri disini juga, toh dia juga tak akan menemaniku.
Hari ini dia memang ada event di daerah tangerang, ku yakin pasti pulangnya malam, pagi ini juga aku mau ke kampus ada wawancara untuk apalag itu aku tak mengerti yang jelas aku diminta tolong untuk hadir, malas sebenarnya, tapi karna aku baik jadi ya ku iyakan saja.
"Jangan liatin aku gitu ah, tidur lagi"
"Masih pagi sayang"
Dia semakin memelukku mengikis jarak diantara kita, memanggil dengan sebutan sayang sebenarnya ya biasa saja untuk ukuran sahabat tapi apa ada yah sahabat yang memeluk sahabatnya seperti ini? Hm.
"Udah jam 5 Nal, subuhan dulu"
"10 menit lagi yah"
"Solat dulu Kinal, baru dilanjut tidur"
Dia membuka matanya, menatapku sangat sayu, matanya masih ia kerjapkan berkali-kali, saat matanya sudah benar-benar terbuka ia tersenyum menampilkan gigi gingsulnya.
"Pagi, Veranda..."
"Nya Kinal"
"Ngaku-ngaku"
"Gapapa, belum ada yang punya ini kan?"
"Hm gimana ya"
"Oh udah ada yang punya nih? Jadi bener nih?"
"Bener apa? Emang tau?"
"Yang rame itu, yang makan sate taichan"
"Manaada"
"Pantes aku mau jemput gak mau taunya udah ada yang jemput"
"Apaan sih, kan udah aku jelasin kok dibahas lagi"
"Ya kamu kan yang mulai"
"Loh kok aku?"
"Iyalah, kamu yang mancing aku buat inget dia"
Aku menghela nafasku kasar, ku pikir pagi ini akan jadi pagi yang manis dihari ulang tahunku, ternyata dia masih saja termakan gosip di luar sana.
Dia melepaskan pelukannya, menarik selimutnya memunggungiku. Padahal aku sudah jelaskan kalau laki-laki itu hanya teman ibadahku tidak lebih dari itu, aku kenal dia pun di greja ya hanya sebatas teman seperti itu, memang beberapa waktu lalu aku pergi dengan dia saat aku selesai mengisi suatu acara di salah satu stasiun tv, tapi itu tidak sengaja, pada waktu itu dia berada didaerah yang tak jauh dari tempatku syuting ya jadi dia mengajaku untuk pulang bersama, aku hanya tidak enak menolaknya karna dia sudah datang masa iya ku tolak.
Akhir-akhir ini memang semuanya sedang gencar menyudutkan ku mempunyai hubungan dengan laki-laki itu, terkadang aku bingung kepada mereka yang terlalu mengurusi hidupku, memangnya kalau aku punya pacar salah? Kan tidak, tapi ya karna dia memang bukan pacarku jadi aku sih selow, biarkan saja mereka menilai dengan sesukanya, percuma juga menjelaskan ini itu karna pada akhirnya mereka mempunyai pendapatnya sendiri, mamahku juga sudah berapa kali menejelaskan kepada mereka yang memang sangat ingin tau tentangku, tapi ya tetap saja seperti itu, malah ada yang bilang jika mamahku menutupinya, ah sudah ku bilang percuma menjelaskan tak ada gunanya.
