Cinta, sebuah kata yang aku sendiri tidak paham apa arti sebenarnya. Yang aku tau Cinta adalah perasaan menyayangi dan mengasihi tanpa meminta balasan.
Mungkin kalimat itu sangat sering kita dengar ketika membahas tentang cinta, tapi bukan tentang indahnya cinta, ini tentang bagaimana kita menyikapi sedang jatuh cinta tanpa alasan yang jelas dan tak mungkin digambarkan dengan kata-kata lagi sehingga merujuk pada ketidakpastian.
Aku menjatuhkan tubuhku yang sangat lelah, tatapan Veranda masih sangat aku ingat, tanganya yang menggenggam erat tangan Kinal, membuat aku hanya diam meredam semuanya. Aku mengerti aku bukan lah siapa-siapa yang berhak marah, aku juga tau itu Veranda, Kinal memang punya mu,
Tapi Kinal juga menyayangiku,lantas kau mau apa? Mau kau genggam erat, seerat apapun, kalau orang yang kau cintai itu mau dengan ku? Itu salahku? Tidak kan.
Itu salahnya yang memberi harapan padaku, sehingga aku menaruh harapan pada seseorang tak tau diri seperti Kinal.
Mengharapkan Kinal memang ketidakpastian yang memaksaku mencari jalan keluar agar semua yang aku rasakan dapat tersampaikan dan berharap jiwa raganya mampu membawa dan membalas apa yang aku akui itu sebagai cinta.
Cinta mungkin datang dari mana saja selama hati yang aku punya terasa aneh dan luluh ketika hanya berpapasan atau melihat wajahnya yang sebegitu menarik dihadapanku.
Dengan segala bentuk dia mampu mengetuk bagian terdalam di dalam diriku. Semakin dalam rasa malu bahkan takut datang untuk mengejar. Pada saat inilah timbul hasrat memiliki untuk satu tujuan yang sebenarnya keinginan untuk merasakan balasan yang aku katakan sebelumnya. Hasrat tersebut bisa jadi terlihat egois ketika segala cara yang dilakukan dengan mengabaikan bagaimana proses berjuang yang aku lakukan.
Hak akan mencintai itu mutlak dan saling mencintai itu relatif karena rasa yang aku miliki mungkin saja tidak sama dengan rasa yang dia miliki. Apalagi dia sebatas teman, gebetan, atau berstatus hak milik orang lain dengan pasal KUHP.
Sosad.
Cinta tak akan berhenti walaupun itu suatu hal yang buruk ya namanya cinta tak akan peduli apapun rintangannya. Disini aku harus mempunyai nilai lebih dan menjadi yang terbaik dari apa yang dia punya tentu saja dengan prinsip pepatah kuno sebelum janur kuning melengkung, masih banyak hal yang bisa terjadi. Tak ada hukum yang melarang aku mencintai seseorang walau aku sendiri menjadi pihak yang dipandang hina dimata sebagian orang.
Membahas tentang cinta lebih sulit dari pada aku harus memecahkan rumus Kimia. Dan mau dibicarakan dari ujung ke ujung juga tak akan membuah kan hasil.
Cinta cinta cinta.
Ah ntahlah.
Jumat sudah berganti menjadi hari sabtu yang akan menjadi hari panjang untukku, beruntung hari ini banyak kegiatan, sehingga aku tidak harus pusing-pusing memikirkan Kinal.
Tadi Feni sempat menelfonku, hanya sekedar memberi semangat untukku, terimakasih ya Fen, udah ngerti banget.
Mamah memang sedang terluka, ah apaan jyjyk, kenapa jadi melow gini.
Aku menatap diriku sendiri pada cermin, jerawat dimana-dimana, kantong mata yang menebal, ini terlihat buruk untuk penampilan sekelas kapten jeketi. Ya, kecantikan ku hanya sepertiga dari kecantikan Shanju, apalagi kalau harus dibandingkan dengan Veranda.
Jangan dibandingkan ya, nanti aku sakit.
Aku gak suka dibanding-bandingin, tapi kalau mau bandinginnya sama Sisil sih,
