15.With MeLids

3.6K 383 67
                                        

Aku dan dia sekarang sudah berada di atas tempat tidurku dengan tv yang menyala menampilkan animasi kesukaannya, dia sibuk dengan laptopnya sesekali ia akan mengumpat kesal karna tugasnya itu.

Hampir 20 menit menemaninya mengerjakan tugas, bosan juga, animasi itu pun sudah terlalu membosankan untuku, dia kini meliriku, tangannya menyentuh kepalaku agar tiduran, dengan paha nya sebagai bantalan kepalaku.

"Kalau bosen tidur aja ya." Ucap nya dengan tangan yang mengusap rambutku begitu lembut.

Aku tersenyum mengangguk menjawab ucapanya, dan kini dia kembali fokus dengan tugasnya dengan tangan kanan yang merangkul setengah tubuhku dan tangan  kiri yang terus bekerja dengan tugasnya.

Aku menarik tangan kanan nya, aku peluk tangan itu, memejamkan mataku mencoba tidur dengan nyaman, dengan samar aku bisa melihat senyumnya yang mengembang.

Aku merentangkan otot-otot yang terasa kaku, seingatku tadi aku tidur, sekarang kemana dia? Bahkan laptop dan tugasnya saja tidak ada dikasur ku, aku mencoba mengembalikan kesadaranku, mengerjap kan mataku berkali-kali.

"Kinal"

"Ya" Suara teriakan nya menjawab panggilanku, suaranya terdengar dari arah dapur.

Aku melangkah kan kakiku menuju sumber suara, sekarang aku melihat dia dengan apron hijau miliknya,  rambut yang ia kuncir penuh dan spatula yang ia pegang untuk membolak balikan masakannya, dia terlihat serius, bahkan kehadiranku pun belum ia sadari.

"Eh, udah bangun?"

Dia melepaskan apron nya mencuci tangannya, mendekat ke arah ku, "Gimana tidurnya? Nyenyak?" Tangannya menyentuh ujung kepalaku lembut.

Aku mengangguk, kemudian memeluknya, menenggelamkan kepalaku di caruk lehernya, kangen.



Pokoknya kangen kinal.


"Makan dulu yuk, aku udah buatin nasi goreng."

Aku doangakan kepalaku agar bisa melihat matanya. "Masak?" Tanyaku kepadanya, kini dia malah menggesekan ujung hidungnya dengan hidung ku.

"Iya, laper kan?"

Lagi-lagi aku hanya mengangguk dan tersenyum menjawab pertanyaanya, nafasnya kini sangat terasa menyentuh setiap lekuk pada wajahku.

"Ve"
Matanya menatapku penuh kasih sayang, wajahnya semakin ia dekatkan.

"Hm?" Detakan dalam dada ini sudah tak menentu, didalam sana ada beribu kupu-kupu yang sudah berterbangan bebas.

"Kangen" Ucapnya lagi begitu lirih menyentuh lembut ujung bibirku. Seketika mataku langsung terpejam saat bibir tebalnya begitu terasa masuk hingga relung hatiku.

Bibirnya dengan kurang ajar semakin menuntut memberikan hal yang tak akan bisa aku rasakan dengan siapapun, aku menyukainya.

Aku dibuat mabok kepayang olehnya hari ini, saat kemaren dia membuatku cemburu buta.



Ah Kinal.



"Hehe"

Wajah ku sudah memerah, malu rasanyaa ditatap olehnya seperti itu, dia kini memberi kan cengiran bodohnya setelah membuatku jatuh cinta untuk kesekian kalinya.

"Makan dulu ya, nanti dilanjut lagi"

Dia melangkah kan kakinya beberpa langkah dari ku, padahal baru saja aku ingin memukulnya.

Gemes.

Dua piring nasi goreng dan air putih dingin sudah dia sajikan rapih dimeja makan, aku mendekat kearahnya yang menarikan kursi untuku duduki, aku tersenyum mania kearah nya dibalas dengan senyuman yang lebih manis darinya.

Siang sudah berakhir, bahkan sore pun sudah akan berakhir, nasi goreng yang kinal buat tadi habis tak aku sisa kan, memang dia lebih bisa memasak dibanding kan aku, itu juga yang membuat ku ingin bisa memasak agar aku juga bisa memasak untuk nya bukan hanya dia yang bisa memasak untukku.

Sesuai janji pagi tadi dengan ka Melody kalau malam ini aku akan bertemu dengannya tentu dengan Kinal.

Aku dan kinal memakai jeans yang berwarna sama dengan baju yang sama pula, namun kinal membalut nya dengan kemeja nya. Kata kinal aku cantik dengan rambut yang tergerai seperti ini walau hanya baju polos yang kini aku kenakan itu tak mengurangi cantikku sedikit pun.

kata Kinal loh.


Dengan tangan yang bergandengan, kini aku dan Kinal baru saja menangkap sosok Lidya dan ka Melody yang berjalan mendekat ke arahku.

"Wahh oshikuuuu"

"Heh! Sopan sedikit"

Kinal langsung menoyor kepala Lidya saat Lidya hendak memelukku, ka Melody hanya menggeleng melihat kelakuan Kinal dan Lidya.

"Paan sih nal, orang nyapa doang, kan gw udah lama gak ketemu ka Ve"

"Mata lo belo udah lama, baru juga kemaren lo ketemu, gw slepet lo"

Mungkin maksud ketemu kemaren itu, ketemu pada saat konser request hour beberpa hari lalu.

"Elehhh kemaren kan ka Ve dikuasaiin lo, mana bisa gw deketin, sekarang ijinkan aku mendekatinya sebentar saja nal plis" Ucap Lidya dengan tangan yang ia satukan didepan dadanya, aku hanya bisa tertawa melihat kelakuan bayi besarnya ka Melody ini.

"Lid!!"

"Hehehe lidsky bcanda doang melodut"

Lidya langsung merangkul ka Melody, sedangkan yang dirangkul hanya memanyunkan bibirnya merajuk, teryata mereka ini memang lucu sekali, merka lebih terlihat seperti tante dan keponakan.

Haha.

Jangan bilang-bilang ka Melody.

"Mampus lo, badan aja gede suara kek tukang ketoprak keliling, sama bini takut, kaya gw dong"

Aku hanya menaikan alisku menatap Kinal yang berkata dengan angkuh menyombongkan dirinya pada Lidya.

"Emang lo berani?"

"Enggak juga sih"

"Dasar, kuah rawon"


Lidya dan Kinal terus sperti itu sampai pada akhirnyaa ka Melody menarik tangan Lidya untuk menjauh dari Kinal.

Saat dua brondong sudah bertemu memang sperti itu harus si tante lah yang memisahkan.

Dua hot cappucino dan dua hot chocolate sudah tersedia di meja kita, diluar sedang hujan jadi kita memilih minuman ini, tentu chocolate untukku dan Kinal.

Bercanda, tertawa, menertawai tingkah kinal dan Lidya membuatku dan ka Melody harus mengeluarkan air mata karna tak tahan akan lawakan mereka.

Mungkin aku dan ka Melody harus bersyukur memiliki brondong-brondong lucu yang selalu siap menghibur tante-tante nya ini.





















Tolong koment nya ya😽
#TeamVeNalID

Couple Legend! 💙

Couple Legend! 💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VERANDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang