12.Takut

3.7K 386 56
                                    

Biarlah semua berjalan dengan apa adanya, berlalu dengan semestinya, dan berakhir dengan seharusnya.


----

Aku berjalan tergesa menerobos kerumunan orang yang sejak pagi mungkin sudah memenuhi tempat ini.

Tersenyum mengembang dibalik masker yang ku pakai dengan mata yang seakan menyapa dengan ramah aku melewati mereka satu persatu.

04 Nov 2017 Balai Sarbini 10 AM.

Kakiku kini sudah menapakan di tempat yang tidak terlalu besar tapi tidak kecil juga, telingaku dipenuhi suara-suara yang memekik dinding telingaku. Mataku ku edarkan mencari sosok nya yang memang sejak pagi sudah berada disini.

Ah, degupan jantung ini suaranya berulah lagi, aku membuka masker yang sedari tadi ku kenakan melambaikan tanganku, membalas sapaannya yang kini berdiri tidak jauh dari ku dengan senyum yang mengembang.

Dia, Kinalku.

Kakiku melangkah seperti gerakan slow motion, waktu berputar seakan melambat, dia seakan jauh sekali untuk ku gapai, padahal hati ini sudah bergemuruh hebat menyambutnya, tapi semuanya seakan tidak mendukung gejolak rasa yang kurasakan.

"Ka Ve, kangeeen"

Dia mengerucut kan bibirnya saat tubuhnya kalah cepat dengan Sonia yang kini sudah memelukku, aku tersenyum ke arahnya dengan tangan yang balik memeluk Sonia.

"Gak nyangka yah, ka Ve bisa perfom lagi" Ucap Sonia, yang melepas kan pelukan nya, merangkul tanganku erat berjalan menghampiri member lain.

Ya, sekarang aku disini, berkumpul lagi dengan mereka, aku beruntung diberi kesempatan untuk ikut andil dalam acara ini, aku bahagia, aku rindu semuanya, rindu saat dimana aku bisa bernyanyi dengan mereka menukar semua keluh kesahku. Dan aku sangat rindu.

Rindu, Kinalku.

Saat semua urusan sapa menyapa sudah selesai, kini aku duduk di sampingnya yang sibuk memainkan hapenya.

"Makan ya, aku bawa sarapan, pasti kamu belum makan kan?"

Dia mematikan hapenya, memasukannya dalam kantong kemejanya, dia terlihat lebih maskulin dari biasanya saat sedang mengenakan kemeja atau hanya kaos polos biasa, namun dia tetap terlihat keren dimataku.

Aku menyukainya, dia Kinalku.

"Beli?"

"Heem, aku gak mau ngeracunin kamu lagi jadi aku beli aja"
Tanganku dengan sigap membuka kotak makan berwarna hitam hanya nasi kuning dan lauk seadanya, aku tadi membelinya di jalan karna aku yakin dia belum makan, dan benar saja.

"Padahal enak loh, pasta asin Ve"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Padahal enak loh, pasta asin Ve"

Aku langsung menghentikan aktifitas menyiapkan makannya, menatapnya yang kini hanya cengengesan meledek masakan ku beberapa hari yang lalu.

VERANDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang