Daun-daun bermandikan gerimis, mentari pun tak mau kalah, mengeluarkan sinarnya dibalik embun yang menutupi daun-daun basah akibat hujan semalam.
Seiring detik berganti
dengan rasa yang kian menggema
saat rumput berembun tersenyum
menyambut mentari.Aku tersenyum untuk nya yang masih memejam kan mata. Tanganya yang lembut melingkar manja di pinggangku.
Senja orange, terjemahkan tentang rindu yang menggebu. Ketika hati menggoreskan rasa.
Rasa cinta untuknya.
Dia menggeliat, mengerjapkan matanya, memelukku lebih dalam.
Rabu dingin yang manis karnanya."Kok udah bangun? Tidur lagi Ve"
Matanya masih terpejam, dia berucap seakan mengigau dengan suara khas orang yang masih enggan bangun dari tidurnya."Udah jam 8 Nal, katanya mau ketemu Zayn"
Seketika matanya terbuka, melirik jam didalam kamarku, dia memicingkan matanya karna sinar matahari yang menembus masuk kedalam kamarku."Gak sabar yah?" Kini ia sudah benar-benar bangun, bersandar pada ranjang kasur milikku, sedang kan aku bersandar pada bahu tegapnya.
"Hah?" Ucapku sedikit bingung akan ucapannya, menegakan badanku menatapnya bingung.
"Iya kamu gak sabar"
"Gak sabar apa?"
"Kan mau ketemu mami, cie menantu" Dia mencolek-colek daguku, membuat aku salah tingkah dan malu.
"Apaan sih, udah cepet bangun aku mau siapin air buat mandi kamu. " Aku memang tak pandai menutupi rasa gugup ku saat membahas hal seperti ini, rasanya debaran dalam dadaku sudah tak bisa aku kontrol jadi aku memutuskan untuk meninggalkannya sendiri, sedangkan dia puas menertawaiku karna berhasil menggodaku di pagi ini.
Kamu menang Kinal.
"Cie Veranda hahaha"
Suaranya masih sangat terdengar ditelingaku, aku hanya bisa tersenyum menggelengkan kepalaku karna malu.
Hari ini aku dan Kinal memang berniat akan mengunjungi mami,ya Kinal mengajaku, katanya mami ingin bertemu denganku.
Padahal itu bohong, ini hanya alasan dia saja. Agar aku menemaninya. Katanya apa salahnya mendekat diri dengan calon mami mu juga?
Dasar.
Degupan ini semakin terasa saat kini mobil yang ku kendarai semakin dekat pada rumah ka Vega.
Ka Vega itu kaka dari pendamping ku.
Ah maksudku Kinal.
Aku menarik nafasku dalam, dia meliriku mengerutkan dahinya bingung. "Segitu groginya?"
Aku hanya mengerucutkan bibirku tanda protes, dia terus saja menggodaku, membuat aku semakin gugup.
"Sans aja kali Ve, ini kan bukan pertama kalinya ketemu mami" Katanya lagi kini dia sudah membuka pintu mobilku.
Oke.
Santai Veranda.
Aku tidak tau bagaiman cara memulainya,
kata-kata pertama yang harus ku ucapkan itu apa?
Semua hilang sirna saat mami sudah tersenyum menyapaku.Sungguh terasa aneh, padahal dulu biasa saja, kenapa sekarang segugup ini?
padahal semua sudah kususun sedemikian rupa, kata-kata yang sudah ku siapkan semuanya seakan menguap bersama udara yang dingin.Perasaan gugup, sedikit canggung,darah seakan mengalir begitu deras, keringat menetes layaknya hujan,
namun itu bukan karna panas.Kata-kata yang niat ku ucapkan,menghilang cepat, saat aku tatap wajah mami yang lagi tersenyum ramah kepadaku.
"Ayo masuk Ve, udah lama ya gak ketemu, gimana kabarnya?" Mami merangkulku, menuntunku untuk masuk kedalam.
Kinal sudah terlebih dulu masuk ntah dia kemana, kurang ajar sekali membiarkan aku dalam posisi seperti ini sendiri.
Awas saja.
Akan aku balas saat nanti dia bertemu dengan kedua orang tuaku.
"Baik, Mi hehe"
Ah itu sungguh awal yang buruk, aku seperti orang bodoh yang tak tau harus seperti apa.Kini aku dan mami duduk berdua dikursi panjang yang ada dirumah ini, rumah ini terasa sepi, ka Vega masih kerja suaminya pun demikian, sedangkan Zayn berada dibelakang rumah dengan pengasuhnya.
Kinal.
"Mamah gimana kabarnya neng?"
Ucap mami menuangkan minum untukku."Baik juga mi, mami sendiri gimana?"
"Alhamdulillah mami baik-baik aja, gimana Kinal ngerepotin ya?"
"Hehe enggak kok" Jawabku tersenyum begitu kaku.
"Enggak salah lagi? Betahan kamu mah da sama dia"
Ucap mami lagi dengan logat khas sundanya, aku hanya tersenyum menanggapi ucapan mami."Kamu nya gini dia begitu, sok heran mami mah, kamu mau bertemen sama anak kaya kinal"
Lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum kaku menanggapi ucapan mami.
"Mami masak gak? Aku laper."
Aku sedikit bernafas lega, saat Kinal menerobos duduk diantara aku dan mami. Setidaknya aku terbebas dari keadaan canggung itu."Emang Ve gak masak?"
"Hah?" Aku mengerutkan dahiku kaget, saat mami bertanya seperti tadi.
"Mami berhasil loh kemaren masakannya Ve jadi enak"
"Ya itu sih emang dasarnya Ve bisa masak, bukan karna mami."
"Idaman ya mi" Ucap nya melirik ku dan tersenyum.
"Iyalah, emang kamu"
Hahahahaha.
Mami meninggalkan aku dan Kinal, dia akan menyiapkan makan siang untuku dan Kinal, pada awalnya aku ingin membantunya tapi kata mami katanya tidak usah.
Aku disuruh istirahat, karna mami tau rasanya ngurusin Kinal capeknya kaya apa.
Memang capek tapi membahagiakan.
Mami tidak usah khawatir, saat nanti Kinal sudah menjadi pendampingku, aku dan Kinal masih akan sering berkunjung. Aku juga akan selalu menyempatkan diri untuk menelpon mami, demi menanyakan kabar serta menentramkan hati mami.
Kinal tidak akan kemana-mana, dia masih menjadi anak kesayangan mami.
Mami, tidak usah cemas jika aku akan menggantikan posisi mami.
Karena ada dua tempat di lipatan hati Kinal.Untukku,
wanita yang akan mendampinginya dan untuk mami, wanita yang telah melahirkannya.
"Ve" Suaranya sedikit berbisik dia menyenggol lengaku.
"Hm?"
"Gimana?" Tanya nya lagi kini tatapannya begitu serius.
Aku bingung apa yang dia maksud."Apanya?"
"Kamu"
Aku menunjuk diriku sendiri dengan tatapan yang masih bingung. "Aku? kenapa?"
"Udah siap jadi menantu mami?"
Eaah.
Hahhahhahhh
#TeamVeNalID
Tanpa edit, mohon maaf jika tulisannya berantakan🙏
