17.Resah

3.2K 362 55
                                    

Bagaimana ku ungkapkan rasa ini.
Tentang cinta yang selalu menggema.
Dari kedalaman jiwa yang hanya untuk mu.
Cintaku bergejolak yang amat dalam.
Seperti putaran angin topan.
Mengembara tanpa ketakutan.

Untaian demi untaian terus menggema di setiap ruang-ruang kosong disini.



Di hatiku.


Alunan nada yang begitu mendayuh membawa aku masuk terperangkap mengikuti setiap syair yang seakan merobek kepercayaan ini.

Helaan nafas yang terus beradu dengan angin yang menelisik masuk dari celah jendela kamar yang terlihat sepi tanpa ada nya kamu.

Sebelum hujan turun ada awan pekat yang setia menyelimuti.
Sebelum siang beranjak dan malam akan datang mengikuti, ku siap kan semuanya, siapkan hati menerima dari pada ini.
Jagalah kepercayaanku ini.
Jangan sampai kau nodai.

Aku kembali menghembuskan nafasku, menatap begitu nanar layar pintar yang kini hanya menampilkan kata read beberpa jam yang lalu.




Pesanku hanya dibaca olehnya.



Jadi kamu belum mengerti?.  Tentang cintaku yang menusuk qalbu.
Menderaku, menyisakan percikan luka.

Dan api itu membakar hatiku
Hingga aku tenggelam dalam lautan api cintamu.

Ah, tetapi itu semua sekedar api cemburuku.
Mungkin kamu tidak mengerti.
Dan tak akan pernah mengerti.
Tentang diriku yang terbakar api cemburu.



Kau ajarkan ku bahagia kau ajarkan aku derita 🎼

Aku mematikan audio musik yang sedari tadi mengalun, membuat suasana semakin menyakitkan, ini terlalu berlebihan, Kinal hanya pergi untuk bekerja, tidak untuk apa-apa Veranda!!.


Tapi.


Kenapa rasanya sakit sekali, kenapa rasanya susah sekali untuk memupukan kepercayaanku terhadapnya, kenapa harus seperti ini menyiksa diri sendiri dengan pikiran yang sebenarnya belum tentu terjadi.


Pagi tadi aku memberitahunya kalau aku akan pergi ke toko buku, dan dia mengatakan kalau dia ingin membeli sebuah buku juga, tapi sampai sekarang, jam 2 siang ini pesanku hanya dia baca.


Mungkin dia sibuk, atau..

Ah tidak.



Untuk 3 hari kedepan aku akan di hantui rasa seperti ini, menahan semua rasa rindu ini.
Biarpun hari ini kita terpisah
Oleh waktu dan suasana.

Namun.


Cintaku tak akan pernah berubah.
Ia tetap dalam jiwa tersusun rapi
Hanya untukmu.


Aku menantimu.


Aku merindukanmu.



Mengapa seakan sketsa resah mencumbui ku, mengikuti kemana pun aku pergi.

Ingin marah berteriak melepaskan semua keresahan ini, tapi aku hanya diam tertumpu tak berdaya menahan sesak dalam dada.





Keresahan ini.




Karna mu.




Langit kini kian mendung, langit meradang seakan tau akan perasaanku. Aku terduduk ditepi ranjang dalam kamarku, bersama mentari yang kini menghilang.

Tetesan hujan kini basahi bumi, basahi hati yang kian gelisah. Rasa cinta ku layu menunduk lesu membiarkan air hujan itu kian membuatnya merunduk tak berdaya.





Aku gelisah.


Aku resah.








"Halo, Ve"

"Maaf ya baru bisa ngabarin, Feni lagi manja banget nih, nempel mulu, Yona malah pergi jalan-jalan sendiri, jadi ya Feni aku yang jagain"

"Gimana? Udah ditoko buku? Maaf ya aku lupa Ve buku yang mau aku beli hehe jadi gak aku bales lagi"

"Kamu udah makan? Nanti syuting berngkat jam berpa?"

"Jangan lupa makan ya, aku tau sekarang pasti kamu lagi cemberut sambil mandangin foto aku ya?  Hehe sabar ya cuman 3 hari"

"Nanti aku pulang tenang aja, langsung ke kamar kamu, gk pake mampir-mampir dulu"

"Langsung meluk kamu bilang kangen, kangen banget, Kinal kangen banget sama Veranda"

"Ve?"

"Sayang?"

"Veranda ini kinal kangen kok gak ada suaranya?"

"Kamu baik-baik aja kan?"


"Aku kangen pokoknya kangen cepet pulang Kinal"




















"Aku kangen pokoknya kangen cepet pulang Kinal"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


















#TeamVeNalID
WKWKWKWKWKWKW

VERANDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang