Sabtu pagi dengan udara yang begitu dingin membuat aku baru membuka mata di jam 9 pagi.
Hm cukup siang untuk seorang anak gadis.
Tak berasa sudah sampai dihari sabtu lagi, berarti nanti malam sudah malam minggu lagi.
"Eh udah bangun, baru mau aku bangunin" Dia berucap dengan rambut yang masih basah dan handuk yang menggantung di lehernya.
Aku tidak tau sejak kapan dia ada dikamar ku.
Sepertinya dia baru selesai mandi.
Semalam aku sudah tidur, aku bahkan tidak tau dia ada disini dan tidur bersamaku."Pulang jam berapa semalem?". Aku mencepol rambutku asal berjalan mendekat kearahnya.
Rasanya sangat rindu dia.
Seminggu terakhir aku dan dia sama-sama sibuk, sampai tak ada waktu untuk bertemu. Ke dufan adalah pertemuan terakhir kita.
"Jam 1 kayanya"
Aku dan dia kini berhadapan, rambut dia sudah rapih, dengan kaos dan celana pendek selutut dia terlihat begitu cerah dengan senyum yang dia berikan untukku.
Manis.
"Kok malem banget? Hari ini teater?"
"Iya semalem diajak makan sama dang, teater Ve, kenapa hm?" Dia semakin mengikis jarak diantara kita, menyentuh pipiku dengan mata yang menatapku begitu teduh. Saat itu juga aku langsung memeluknya bersandar pada tubuhnya. Aku sangat merindukannya.
"Yahh padahal aku mau nonton sama kamu" Ucapku lagi dengan nada yang menyedihkan, dia langsung melepaskan pelukan ku, kini tangannya menangkup kedua pipiku.
"Sore aja ya?"
"Emang bisa? Tugas kamu gimana?"
Dia terlihat berfikir, berikutnya dia menampakan raut kecewanya.
"Iya juga ya, besok deh ya?""Besok kan kamu kebandung"
Dia Menarik nafasnya begitu kasar.kesibukan kita memang akhir-akhir ini membuat aku dan dia jadi jarang bertemu, saat aku tidak ada jadwal syuting dia sibuk saat aku sibuk dia kosong.
Ya seperti itu trus, sampai aku benar-benar muak dengan keadaan yang seperti ini.
"kamu ikut kebandung aja?" Usulnya masih dengan nada yang ragu.
"Emang boleh?"
"Emang siapa yang ngelarang?"
"Yaudah berarti kamu kebandung berangkat bareng aku aja"
Sebenarnya aku tidak yakin untuk ikut dia kebandung, aku tau dari Feni kalau Yona akan ikut menonton biarpun dia tak ada jadwal disana.
"Yaiya, masa aku naik bus bareng anak-anak yang lain kalau ada kamu. Udah mandi dulu sana, aku buatin sarapan"
Aku mengangguk tersenyum setelah dia mengecup bibirku.
Morning kiss katanya.
Saat bibir ini mulai terbasahi oleh air rasanya tidak rela. Ini mungkin bukan pertama ini adalah kesekian kalinya tapi rasanya tetap sama.
Tetap membuat hatiku menghangat, tersenyum di dalam sana.
Dia selalu hadirkan senyum terindah,
saat aku hanya bisa tersipu malu dalam larutnya cinta.Sedikitpun tak akan ku lupa,
saat dia membawaku ke kehidupannya.
Sedikitpun tak akan ku lupa,
saat senyum nya menjadi satu2nya nafas untukku.Kini aku sudah duduk di meja makan, dia didepanku sedang mengambilkan makan untukku.
Hari ini dia yang bertugas melayaniku.
Maafkan aku yang bangun terlalu siang.
"Ini aja gapapa kan?"
Aku mengangguk dan mulai menyendokan makanan ke mulutku.
"Makasih ya, selalu enak"
"Ya namanya mie goreng mah gitu-gitu aja kali Ve"
"Tapi tetep beda kalau yang buat kamu"
"Duh jadi malu nih aku" Ucapnya dengan senyum bodoh nya, dan senyum itu selalu berhasil membuat aku juga tersenyum.
Dia memang membuatkan mie goreng dengan telor setengah matang untukku. Sedang kan dia mie kuah dengan telor yang matang.
Memakan mie tidak membutuhkan waktu yang lama, buktinya Kinal sudah menaruh mangkoknya disusul dengan aku.
Dan sekarang kita duduk di tepi ranjang dengan TV yang menyala, dihadapan nya terdapat banyak buku-buku.
Dia akan memulai tugasnya, dan aku tak akan menggangu nya.
"Rasanya udah lama kamu gak nemenin aku nugas ya"
"Terakhir minggu lalu ya" Tanganku sibuk mencari chanel TV yang sekiranya bagus untuk ku tonton. Dia bukannya memulai mengerjakan tugas malah menatapku begitu intens, membuat aku harus menatapnya juga.
"Kenapa?"
"Gapapa hehe"
Dia tersenyum begitu kaku seperti ada hal yang dia pikirkan, dia merentangkan tangannya dan aku mengerti.
Aku memeluknya menghirup dalam aroma vanilla dalam tubuhnya.
"Aku kangen Nal"
"Aku juga"
"Apa?"
"Kangen Veranda lah"
"Ve"
"Ya?"
"Aku nanya boleh?"
"Tanya apa?"
"Kamu masih suka sama si Mas?"
"Enggak"
"Masa?"
"Iya"
"Buktinya?"
"Kalau aku masih suka sama dia mungkin sekarang bukan kamu yang aku peluk tapi dia"
"Mungkin yang aku kangenin bukan kamu tapi dia"
"Mungkin aku bakal nampar kamu tadi pas kamu cium aku"
"Galak" Dia memelukku semakin erat seakan sedang takut.
"Tapi tetep cinta kan?" Ucapku lagi masih dalam pelukannya.
"Iyalah, banget. Gak akan aku biarin siapapun deketin kamu"
"Kamu punya aku, Veranda"
#TeamVeNalID
