Selasa pagi penuh rasa.
Menyibukan diri di dapur adalah hal yang kini sedang ku tekuni belakangan ini, semenjak kejadian pasta asin itu, aku memang jadi lebih belajar banyak lagi tentang memasak.
Aku hanya ingin menjadi yang terbaik untuknya dan juga Feni.
Di sana.
Diruang TV, ada dia dan juga Feni.
Feni sedang sibuk dengan tugas kuliahnya, sesekali dia mengumpat akan jaringan wifi yang terkadang tak mendukungnya, sedang kan kinal akan tertawa terbahak meledaknya, dengan tangan yang sibuk dengan stik gamenya dia akan terus meledek Feni sampai pada akhirnya Feni berteriak meminta aku untuk menghentikan Kinal.Suara Feni yang cempreng, suara Kinal yang tak kalah heboh dengan Feni, kini semuanya sudah menjadi hal rutin yang harus aku dengar dipagi hari.
Menyebalkan namun membahagiakan.
Pagi ini aku membuat ayam goreng dengan sambel terasi khas Sunda. Dia dan Feni semalam mengadu kepadaku, merindukan kampung halamannya. Ya, Feni dan dia memang berasal dari tanah Sunda, semoga saja masakanku ini sedikit membayar kerinduan mereka.
Saat aku tatap wajah nya
Dia tersenyum malu, mendatangkan aura sayu dalam raut wajah nya yang tegas.Aku membuka apron yang aku pakai tadi, mencuci tanganku, dan kini aku menyiapkan makan untuk dia dan Feni.
Ntah kenapa ada rasa hangat dalam dadaku saat melihat Feni dan dia layaknya seorang anak dan seorang ayah yang terlibat percekcokan lucu di pagi hari sedang kan aku hanya bisa melerai, memarahi nya yang tak pernah mau mengalah.
Ah, terasa menggelikan namun membahagiakan.
Aku berjalan mendekati mereka berdua, aku duduk disamping Feni yang memangku laptopnya.
"Gimana tugasnya?" Tanyaku tersenyum menyentuh ujung rambut Feni.
Dia menoleh dan memberikan raut wajah sedihnya. "Belum, Wifi disini lemot banget, wifi ka Ve kata sandi nya apa?"
Baru saja hendak menjawab ucapan Feni, dia memotongnya begitu saja.
"Jangan dikasih tau, nanti dipake yang enggak-enggak". Dengan tangan yang terus fokus pada game nya dia berucap dengan nada datar.
"Dih apaaa deh ka Kinal, pelit banget"
"Nanti kalau tau lo pake buat nonton drama" Kini dia mematikan game nya ikut duduk disamping Feni, karna memang sedari tadi Kinal berada dibawah.
"Kaya ka kinal engga aja" Feni semakin mengerucutkan bibirnya tanda protes.
"Udah deh ribut lagi kan, makan dulu yuk, nanti tugasnya dilanjut nanti yak" Ucapku penuh kelembutan, mengusap kepala Feni.
Feni mengangguk, dan aku tersenyum, kemudian aku dan Feni berjalan menuju meja makan meninggalkan dia yang sengaja ku biarkan.
Senyum manis mereka selalu membuat ku semangat, keberadaan mereka membuat hidupku jauh lebih bahagia dari biasanya.
Mereka kebahagiaan ku.
Kinal dan Feni.
Aku tak tau awalnya seperti apa aku tak pernah menyangka pada akhirnya akan seperti ini, terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia.
Meskipun..
Feni lebih menyayangi Yona dibandingkan aku. Tapi tidak apa-apa, aku sangat menyayangi Feni, seperti Kinal menyayangi Feni, seperti aku menyayangi Kinal.
Dan.
Seperti Yona menyayangi Kinal.
Mereka saat sedang seperti ini telihat sperti, anak baik-baik yang terlihat manis.
Dia dan Feni sudah duduk bersebelahan dengan tangan yang mereka lipat didepannya, menanti aku yang sedang mengambil makanan untuk keduanya.
Meja makan ku memang berbentuk bundar, ya, hanya untuk 3 orang, aku tidak tau saat aku memilih meja makan ini aku memang menyukainya.
Ya, mungkin dirancang untuk seperti ini.
Untuk aku, dia dan Feni.
"Ini belajar dari siapa? ini enak serius Ve" Ucap nya, dengan tangan yang terus memasukan makanan kedalam mulut nya.
"Heem enak, ka Ve emang idaman ih"
"Dari mami kamu" Ucapku lirih, meminum air putih untuk menghilangkan pedas dari sambal yang ku buat.
"Eh? Kapan ketemu mami?"
"Gak ketemu, via chat aja"
"Cie, selangkah lebih maju dari mamah Yona nih ye"
Feni menaik turunkan alis nya menggodaku.Aku hanya tersenyum malu menanggapi ucapan Feni.
Dan dia menatapku.
Tersenyum, seakan berkata aku bangga sama kamu.
"Sejak kapan jadi chatan sama mami?"
Aku dan dia sekarang sedang mencuci piring bekas makan kita tadi, sedang kan Feni melanjutkan mengerjakan tugas kuliahnya.
"Emm kapan ya, sejak kamu sering pulang malem gara-gara main sama Yona".
"Cie ngadu nih?" Dia melirik ku, tersenyum meledek, dengan tangan yang ia senggol kan ke tanganku.
"Kamu juga gitu kan"
"Posesif amat Mbak, jadi makin cinta"
"Paan sih"
"Dih malu-malu gitu"
"Mami mau ketemu katanya" Ucapku lagi yang kini sudah mencuci tangan, menata piring ke tempat semula.
"Ketemu kamu?" Tanya nya mengikuti langkahku.
"Ya kamu lah"
"Ah enggak ngomong sama aku kok, itu berarti mau ketemu kamu kali"
"Ya kan yang anaknya kamu"
"Ya kan yang menantu nya kamu"
Cie
Hahahahahah
#TeamVeNalID
Untuk hiatus itu bcanda kok itu lagi mau manja2 aja sama kalian hueheh. Makasih yang udah komen ya, komen lagi biar aku gak kangen pret.
