29.kangen gak?

2.8K 358 56
                                        

Aku berdiri menatapnya yang masih tidak menyadari kehadiranku, aku tersenyum membalas sapaan dari Shania yang kini berjalan mendekat kepadaku.

Dan dia membalikan badannya saat suara Shania yang mungkin terdengar dalam telinga nya.  Dia melepaskan genggaman tangannya pada tangan Yona, menatapku tak percaya, mungkin dia kaget aku bisa berada disini.

"Jemput ka Kinal?" Tanya Shania kepadaku, aku mengangguk tersenyum tipis.

"Mau aja jemput-jemput lagian ka Kinal mau pulang bareng ka Yona tuh"

Wajah nya menegang, mengelak penuturan Shania tadi. "Eh, enggak, kata siapa?"

"Loh bukannya tadi mau pergi dulu bareng ka Yona?"

"Ya, itu sebelum Ve dateng" Ucapnya lagi dengan suara sangat pelan.

"Oh..  kamu mau pergi sama Yona? Yaudah gapapa aku pulang bareng Feni aja kalau gitu"

Aku melihat Feni berjalan kearah ku dengan tatapan yang bingung.

"Gak jadi kok ka aku udah ditelpon mamah, suruh pulang cepet" Kini Yona mengeluarkan suaranya, aku yakin ucapannya itu tidak benar dia hanya ingin merelakan Kinal untukku mungkin.

"Loh? Tadi kamu gak bilang gitu ke aku?" Kinal dengan nada yang sedikit kaget menyangkal ucapan Yona seakan tidak rela kalau Yona pulang.

"Baru tadi nal, yaudah aku pulang duluan ya semuanya" Yona pergi dengan raut wajah yang sulit ku artikan.

"Yon.."
Kinal menatap Feni seakan meminta Feni untuk mengejar Yona, namun Feni hanya menggidikan bahunya tidak perduli.

.

Aku berjalan meninggal kan nya, dan kini aku sudah berada di mobil bersama Feni.

"Ka Ve yakin ninggalin ka Kinal?"

Aku hanya mengangguk, memutar stir mobil ku dengan kecepatan sedang, ntahlah kini perasaanku sudah tidak karuan, aku tidak mengerti sebenarnya apa yang dia mau.

"Jangan mikir yang enggak-enggak tentang mamah ya ka"

Aku menoleh menatap Feni yang kini menatapku dengan mata sayunya, aku bisa melihat ketulusan disana, mungkin dia mengkhawatirkan Yona.

"Tadi ka Kinal yang ngajakin mamah pulang bareng"

"Tadi juga mamah ngajak aku mau ikut gak, cuman aku gak mau bukan gak mau sih abis ka Kinal kayanya mau berdua doang sama mamah"

"Jadi jangan marah sama mamah ya ka, salahin aja tuh ka kinal, emang gak ada bersyukurnya banget"

Baru kali ini aku melihat Feni begitu kesal dengan Kinal.

"Hahaha iya Fen tau kok"

"Pasti sekarang dia bingung tuh, mau baik-baikin mamah dulu apa ka Ve dulu, suka kesel lama-lama sama ka Kinal"

"Ka Ve jangan mikir aku gak tau apa-apa ya, selama ini aku diem bukan karna gak tau cuman bingung harus gimana"

"Tapi tadi aku emang tau sendiri ka Kinal yang ngajakin ka Yona, trus seenaknya aja bilang mau pulang bareng ka Ve, aku bukan nya mau bela ka Yona, cuman gimana ya, ka Kinal gak mikirin perasaan orang banget"

.


"Ka Ve udah makan?"
Tanya Feni menaruh tas nya, berjalan membuka kulkas milikku.

"Aku masakin ya, gak usah protes udah duduk aja, aku tau ka Ve capek baru pulang kerja, ditambah sama kelakuan buaya ijo yang gak tau diri"

Aku tersenyum geli menanggapi semua celotehan Feni malam ini, dia benar-benar sedang menyuarakan suaraku dan Yona untuk Kinal.

"Lagian ka Ve pake jemput segala, eh tapi kalau gak jemput jadi gk tau kelakuan ka Kinal ya"

"Haahah iya Fen"

Hanya itu yang bisa aku keluarkan untuk menanggapi semua ucapan Feni.

Sekarang dua nasi goreng sudah siap untuk aku dan Feni, walaupun umurnya jauh di bawah ku tapi untuk urusan masak memasak Feni jauh diatasku, aku tidak meragukan lagi soal rasanya.

"Aku tidur disini ya ka, boleh kan?"

"Heem"

"Gimana handshake kali ini Fen?"

"Biasa aja sih, aku tadi malah sibuk ngawasin ka Kinal" Ucapnya dengan tangan kiri sibuk dengan gadget nya dan tangan kanan sibuk dengan sendoknya.

"Haha kok gitu?"

"Gak tau, mau aja, kesel"

"Trus gmana?"

"Ya dia deketin mamah doang kok kayanya dia udah gk berani buat deketin ka Naomi, ka Naomi udah tau sih ka Kinal gimana"

"Tau gmana maksudnya?"

"Iya tau modusnya"

"Haahah"

.


"Ka Kinal salah masuk kamar?"

Aku menolehkan kepalaku, aku bisa melihat kini Feni yang masih sibuk dengan gadget nya, menembak Kinal dengan kata-katanya yang tajam.

Aku yang sedang membersihkan make upku bisa melihat dari kaca didepanku, mereka berdua duduk bersebelahan di  sofa panjang namun terlibat perdebatan yang sengit.

"Lo kali yang salah, ngapain disini?"

"Yang punya kamar aja gak protes kenapa ka Kinal ribet?"

Aku tidak tau kenapa malem ini Feni begitu menggebu mengeluarkan kekesalannya terhadap Kinal.

Kinal berdiri meninggalkan kamarku, dan Feni terlihat memukul boneka disamping nya. "Umi kenapa sih nyebelin"

Aku membiarkan Feni mengekspresikan rasa kesalnya, aku berjalan keluar menyusul Kinal yang berada dikamarnya.

.

"Perasaan jadi gw salah mulu"

"Gw gini salah gitu salah, gak tau sih rasanya jadi gw gimana"

Aku berdiri menatap punggungnya,  tangannya dengan begitu kasar menyalakan kompor memasukan mie instan pada air yang kini mulai mendidih.

"Durhaka lo Fen, marah-marah ke gw, padahal lo sendiri yang bilang gw gak boleh ngecewain Yona, gw cuman berusaha itu buat nyenengin lo"

"Gw mana tau kalau Veranda ada, ujungnya yang salah gw juga kan"

"Lo gak tau Fen gimana setelah ini gw ngejelasin ke Veranda"

Aku berjalan mendekat kearahnya, dia masih tidak menyadari kehadiranku, aku melingkar kan tanganku di perutnya menaruh daguku di pundaknya.

Dia kaget, menyentuh tanganku  yang berada di perutnya. "Ve"

"Hm?"

"Udah ngomel-ngomel nya? Jangan galak-galak sama Feni kasian"

"Kamu gak perlu ngejelasin apa-apa  ke aku" Aku memejamkan mataku semakin memeluknya, aku berharap dengan ini rasa kecewa terhadapnya hilang.

Terdengar suara tanganya yang mematikan kompor dan dia membalikan badanku, dia menangkup wajahku dengan dua tanganya.

"Veranda, Kinal kangen nih"

























#TeamVeNalID
Ini iseng doang, kangen gak?
Gimana hari ini cukup Kesel gak liat kinal meluk2 yona?

VERANDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang