Masih, aku terpaku disini,
Ku tatap wajah sendu tanpa raga.
Mecintaimu seperti angin.Tatapan matamu begitu sayu, terlihat cairan bening terkumpul diujung matamu.
Seakan merajut cinta bergelayut.
Menyakinkanku dengan tatapan.Di hatiku terpendam
Bungkam dalam diam sang malam.
Mencintaimu tapi aku hanya bisa diam.Cintaku,
tak pernah terbaca
Kau seakan menutup matamu, dengan sengaja kau berpaling dariku.Goresan setiap rasaku bagimu biasa
Tak ada artinya, sebatas hembusan angin yang sia-siaKini jiwaku terasa lelah
Mengikutimu tanpa arah.Hanya ego semata
Landasannya.Ingin rasanya aku merebah
Menghentikan segala langkah
Membuang Gelisah.Menyakinkan diri ini sendiri.
Tapi aku tak mampu, dirimu menguasai hati. Cintaku padamu begitu menggebu.
"Jika ada kata lebih dari kata maaf aku akan mengucap kan nya sekarang juga."
Aku memalingkan mataku, aku benci tatapannya yang membuat ku lemah membuat ku harus masuk ke dalam cintanya lagi.
"Veranda?"
"Kamu tau aku kan?"
"Disini cuman ada kamu"
Dia menarik tanganku menyentuh dadanya, disana aku merasakan detakan jantung nya yang berdetak kencang."Yona gak bisa buat aku ngerasain ini"
"Aku akan melamarmu pada saatnya nanti, bukan kemaren atau sekarang"
"Aku tak pernah main-main dengan ini, Veranda, sekalipun itu mengenai Yona"
Tangannya kini menyentuh pipiku, dia seka air mata yang sedari tadi menetes dipipiku.
"Jangan menangis hanya karna pikiranmu"
"Jangan pernah menangis hanya karna aku"
"Aku disini Veranda, tidak kemana-mana"
"Aku akan berdosa untuk ini"
"Tuhan akan menghukummu, jika kamu terus menangis"
"Ku mohon berhentilah, aku disini"
"Mencintaimu bukan Yona"
Letih hati ku merintih menahan perih
sekeras usahaku setia padamu
hanya kau anggap buih tanpa arti
sebanyak bukti cintaku untukmu
kau anggap hanya keterpaksaan.Haruskah nyawa yang aku korbankan
agar kau setia.
haruskah hidupku ku gadaikan
agar kau tak lagi mendua.
haruskah ku buang harga diriku
agar kau tak lagi mencari hati yang lain.Cintamu membuat ku gila.
Kini cemburu meraja, sejuta curiga dalam dada.Haruskah ku hempaskan semuanya, mempercayaimu lagi? Terbuai oleh kata-katamu lagi?
"Kita itu apa? Aku ini siapa?"
Dengan suara yang bergetar, aku mengucapkannya, memperjelas semuanya.Dia diam. Melengkungkan senyum nya dengan terpaksa.
"Kamu anggep aku ini apa selama ini?"
Dia malah balik bertanya, tanganya masih tetap di pipiku diam tak bergerak, sorot matanya begitu menusuk hati.
"Kamu mencintaiku?" Tanyanya lagi, tangannya seakan menangkup pipi ku begitu erat. Ada gerakan lembut disana.
"Heem" Jawabku singkat, dia tersenyum lagi, matanya kini meneteskan air beningnya.
Dia menangis?
Karna apa?
"Aku juga mencintai mu"
"lantas kenapa kamu masih bertanya kamu siapa dan kita apa?"
"Apa kamu meragukan ku?"
Aku menggeleng. Menyentuh tangannya yang berada dipipiku.
Tidak, bukan seperti itu maksudku, aku hanya ingin memperjelas semuanya, aku hanya tak ingin terlihat egois seakan menguasaimu.
"Sudah ku bilang, pada saatnya nanti aku akan melamarmu Veranda."
Ku tersenyum begitu getir namun bahagia, terlihat diujung sudut kamar.
Tak bisa ku ukir dengan kata hanya detak jantung ku yang menggema.Begitu cepatnya hujan berhenti.
Seiring putarnya rotasi rasa yg makin lama bersemi.
Kini makin menjadi,robohkan dinding penguat nadi.Kau tahu.
Ku ingin menghabiskan waktu bersama mu.
Mencurahkan segala kasih sayang ku untuk mu.Waktu bersama mu menjadikan pahatan terindah begitu indah dalam hidupku.
Kini aku merasakan hangat menjalar diseluruh tubuh hingga hatiku.
Pelukan setelah hujan, mempercayaimu lagi tanpa henti.Cinta.
Semua karna aku mencintaimu.
Mungkin aku bukanlah cinta yang paling sempurna. Hanya sebatas hati yang ingin mencurahkan rasa padamu, karena mencintaimu adalah keindahan dilangit hatimu, dan dicintaimu adalah kesempurnaan kebahagiaan hatiku.
Aku mencintaimu
seperti hujan mencintai setiap tetesan ya.
seperti bulan mencintai langit malamnya.Jantung ini takan pernah berdetak selamanya.
tapi jika Tuhan mengizinkan
selama jantungku berdetak
ijinkan mencintaimu dalam ketulusan.Aku mencintaimu.
Bukan karena aku ingin memiliki apa yang ada didirimu, hanya ingin melihatmu tersenyum, melukis rasa bahagia disetiap titian hidupmu.
Aku mencintaimu.
Bukan karena aku kagum pada dirimu
hanya ingin membuatmu sempurna
meski aku tak bernah bisa sempurna.Aku mencintaimu.
Bukan kemarin atau saat ini
tapi percayalah,
kemarin, kini dan nanti
adalah saat - saat dimana aku kan terus mencintaimuKinal, aku mencintaimu.
#TeamVeNalID
Aku masih disini bersama langit yang kian mendung, menuangkan segala hal yang mengganggu hatiku, untukmu yang menantiku, aku disini menuliskan kata demi kata mempersepsikan tentang Kinal dan Veranda, jangan rindu aku tetap ada walau jauh. -Msa
