Jalanan yang begitu padat membuat ku mengerutkan dahiku kesal ditambah suara Feni dan Shania yang terus berseteru di belakang ku semakin membuat isi kepalaku hampir pecah.
Hari ini, aku, dia, Shania, Feni dan beberapa member jekete, akan menghadiri acara ulang tahun, anak dari salah satu staff jekete.
"Ih ka Nju gak bisa gitu dong, kan curang"
"Curang apa? kamunya aja yang gak bisa"
Feni terlihat menarik paksa hape Shania, mereka sedang meributkan game yang sedang mereka mainkan, aku melihat Shania yang tak mau mengalah dari Feni tetap mempertahankan ego nya, aku hanya bisa menggelengkan kepalaku gemas
"Ih gak mau kaya gini ah ka Nju curang, ini kan harusnya mati, gak asik ah"
"Yee kalah mah kalah aja"
Aku menarik nafasku kasar, dari sejak di apartemen tadi mereka berdua memang terus sperti itu dari meributkan masalah game, sampe meributkan tentang tukang batagor yang berada di komplek Shania, apapun yang mereka temui pasti akan mereka komentari. Suara Feni yang cempreng memang sedikit mengganggu telinga.
"Kenapa?" Mungkin Kinal sadar akan ekpresi ku yang berubah-ubah, dia menanyakan apa yang terjadi terhadapku, aku hanya menjawab dengan menggelengkan kepalaku seakan berkata aku tidak apa-apa.
"Berisik ya?" Tebak Kinal.
Kinal menolehkan kepalanya menatap Feni dan Shania dengan tatapan intimidasi, sontak Feni dan Shania seketika diam memberikan cengiran khas damai."Bisa diem gak?"
"Itu tuh ka Nju mainnya curang"
"Nju" Ucap Kinal menatap dalam Shania.
"Idih ka Kinal apaan sih sekarang ngebelain Feni terus" Ucap Shania mengerucutkan bibirnya.
"Gak gitu Nju, kan kamu ngalah bisa, kasian Feni"
Feni yang dibela Kinal hanya memberikan senyum remeh kepada Shania tanda menang.
"Udah-udah, mending main game nya udahan ya, bentar lagi nyampe nih" Ucapku menengahi mereka.
Saat Feni dan Shania bertemu memang seperti mempersatukan dua anak balita yang sedang bandel-bandelnya, mereka sama-sama susah jika sudah berseteru, dan pasti akan berakhir Kinal yang memarahi keduanya.
Kini mobil yang ku kendarai sudah berhenti di rumah yang cukup besar, rumah yang mempunyai dekorasi rumah ala Eropa dengan warna putih di setiap sudutnya terdapat ukiran-ukiran khas yang membuat rumah ini lebih terlihat elegan.
"Happy birthday, Zoe"
"Zoe liat sini sayang"
"Zoe lucu banget sih"
Di sini sudah ramai sekali, bukan hanya member, staff pun ikut menghadiri acara ini, sekarang aku melihat Kinal menjauh dari keramaian, Kinal melangkah kan kakinya keluar. Aku yang penasaran mengikutinya dari belakang.
Aku bisa melihat Kinal sedang menerima telpon ntah dari siapa aku tidak bisa mendengar, dia terlalu jauh dariku.
"Loh, kok disini?" Ucap Kinal sedikit terkejut melihat ku yang berada di luar rumah juga.
"Dari siapa?" Tanyaku to the point, aku penasaran dia menerima telpon dari siapa, sampai harus menjauh.
"Apanya?"
"Itu kamu abis angkat telpon dari siapa?"
"Oh hehe ini dari Yona"
"Oh"
Aku hanya beroh ria menjawab ucapannya tadi, harusnya aku sudah bisa menebak siapa yang menelpon Kinal, sekarang aku sedikit menyesal menanyakan hal yang sebenarnya aku tau jawabannya akan membuat ku kesal.
