4

5.1K 404 50
                                    

Aku menyatukan tanganku didepan dadaku berdoa bersyukur kepada tuhan untuk nikmatnya.

Ku tenggak segelas air putih untuk menyegarkan tenggorkanku yang kering, waktu sudah menunjukan pukul 10 pagi, rupanya aku kesiangan, harusanya pagi ini aku ada janji dengan saudara sepupuku untuk lari pagi bersama, tapi sepertinya ini sudah terlalu siang untuk lari pagi.

Gorden yang menutupi kamar biruku, kusingkapkan agar sinar matahari masuk menghangatkan kamarku yang terasa dingin karna udara yang dihasilkan dari mesin pendingin. Tangaku kini bergerak memutar knop pintu kamarku, kakiku melangkah dengan malas menuruni tangga.


"Duhilaaaah anak gadis jam segini baru bangun buset"
"Gimana mau dapet jodoh lo, jam segini aja baru bangun, jauh jodoh Ve"

"Ngapain lo disini?"

"Ya apa banget, kata lo suruh lari pagi, gw udah ngejogrok di mari dari jam 6, lo masih tidur, mau gw bangunin tante bilang jangan yaudah gw sih nurut, bidadari kalau tidur jan dibangunin nanti pens nya marah"

"Terserah lo Jes"

"Syaaaln ya, udah sono mandi lah, anter gw ketoko buku"

"Mau ngapain?"

"Beli buku lah masa beli somay"

"Sekarang banget?"

"Iya, udah sono deh mandi, gw udah kering nunggu disini dari tadi ampe bosen liatiin tv"

"Emang mamah kemana?"

"Tau tuh, masuk kamar tadi ama om, mau buat adek kali buat aron"

"Kalau ngomong ngasal aja"

"Ya siapa yang tau Ve"

"Serah lo Jes, bebas"

Ku pikir dia tidak datang, dia yang ku maksud itu Jesslyn dia sepupuku, umurnya tak beda jauh denganku. Ya kita memang dekat, bahkan saat liburan ke jepang beberapa bulan lalu pun dia ikut serta denganku. Dia sedikit menyebalkan memang ucapannya pedas, kalau ngomong tak pernah disaring, tapi tetap saja dia menyenangkan kok.

Aku meninggalkannya sendiri diruang tamu, biarkan saja lah aku sekarang mau mandi dan bersiap mengantar manusia satu itu.


**



"Mah, Ve pulangnya langsung ke apartemen ya"

"Gak bisa sehari lagi?"

"Ya besoknya deh mah kalau gak ada acara"

"Sok sibuk banget lo ketimbang suruh tidur dirumah aja susah"

"Gw gak ngomong sama lo"

"Kalian ini udah gede masih aja kaya anak kecil"

"Ve tuh"

"Kok gw, lo lah"

"Tuh kan ribut lagi, udah sana katanya tadi udah ditungguin ka Niki"

"Yaudah mah Ve berngkat dulu ya"

Beberapa jam yang lalu memang ka Nikita managerku, memberikan kabar kalau hari ini aku ada pemotretan, jadi ya mau tak mau aku harus menemuinya dulu baru bisa mengantar sepupuku.

"Lo foto-fotonya lama gak sih Ve?"

"Kayanya sih enggak, mungkin ada hal yang harus diulang gitu keknya"

"Keburu siang nih, mana gw laper lagi"

"Ya nanti makan dulu aja bareng ka Niki juga"

Aku duduk manis disebalah Jesslyn yang sedari tadi terus berceloteh menceritakan tentang pacarnya, aku hanya menjawab seadanya saja, jujur aku masih sangat mengantuk, masih ingin tidur bermanja dikamar tapi semua itu hanyalah mitos untuku.

VERANDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang