11.Rasa

3.7K 382 19
                                    

Saat senyum mu menyentuh sanubari, lagi--aku merasakan rasa yang tak pernah bisa aku lupakan. 

                        

                          ***






Lantunan melody yang dihasilkan dari audio mobil ku sanyup-sanyup terdengar mengalun merdu dalam telingaku, ku ketuk jari-jari ku diatas stir mobil mengikuti setiap irama lagu.

Aku baru saja menyelesaikan syuting di salah satu stasiun tv, dan sekarang aku berniat ingin mengajaknya makan malam, jadilah sekarang aku mengendarai mobil ku ke arah tempat yang biasa ku gunakan untuk mencari uang dulu.

Mobilku kini sudah terparkir rapih ditempat parkiran yang ada di mall ini, sebenarnya aku bisa saja turun dan langsung menyusulnya keatas, tapi kata dia, dia sebentar lagi juga akan turun jadi aku disuruh untuk menunggunya saja.

Aku tersenyum melihat sosoknya yang kini sudah berjalan menuju mobilku. Dia terlihat berbeda, aku tau apa penyebabnya, aku mengerti perasaannya, karna semua sahabat pasti akan merasakan sedih saat di tinggal sahabatnya. Ya, Nabilah memutuskan untuk mengundurkan diri, aku tidak tau pasti apa penyebabnya, yang ku tau dia memang sudah lama, tidak mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan group kita, bahkan saat acara kelulusan ku pun dia tidak hadir.

Aku menatap dia yang kini menghempaskan tubuhnya kasar, memejamkan matanya, di rasa sedang diperhatikan dia menatapku juga. "Kenapa?" Tanyanya seolah bingung akan tatapanku.

Aku hanya menggeleng dan tersenyum, aku tidak mau banyak bicara, aku hanya takut salah bicara dan akan menghancurkan moodnya, pada awalnya niatku menjemputnya untuk mengajaknya makan malam tapi kalau keadaan dia sedang seperti ini lebih baik aku urungkan saja niatku.

"Langsung pulang ya Ve, aku capek, pasti kamu juga capek kan?"

"Iya"

Kini mobilku sudah keluar dari area parkir mall ini, aku melihatnya yang sedari tadi diam membuatku jadi terasa serba salah.

"Eum nal"

"Ya?"

"Feni pulang sama siapa?"

"Dia nginep dirumah yona."

Aku hanya menjawabnya dengan anggukan mengerti, setelah itu tidak ada obrolan lagi diantara kita sampai mobilku berhenti tepat didepan apartemen kita.

Kinal memang sosok yang ceria, sosok yang selalu bisa membuat siapa saja akan menghilangkan segala masalahnya, tapi dia adalah tipe orang yang akan memikirkan sesuatu hal apapun sendiri tanpa mau membagi nya. Aku tau pasti sekarang ada hal yang membuatnya diam, bukan hanya soal kehilangan Nabilah aku yakin lebih dari ini.

"Nal?"

Dia menghentikan langkahnya saat tanganku menggenggam pergelangan tangannya, membuat dia yang sedang berjalan didepanku seketika berhenti.

"Kenapa?"

Aku tatap matanya mencari hal yang bisa aku temukan, disana bisa aku lihat ada kesedihan dalam tatapannya ada beban pada matanya yang kini menaikan sebelah alisnya menatapku bingung.

"Gapapa hehe" Ucapku tersenyum garing mencoba menularkan senyumku kepadanya.

"Dasar, aku mandi dulu ya" Dia mengacak rambutku dan kemudian berlalu meninggalkanku, biasanya saat tangannya mengacak rambutku ada senyum yang selalu menghiasi wajah manisnya tapi kali ini tidak.

Approne putih dengan corak warna biru kini sudah menggantung pada leherku, aku akan memasak untuknya, aku yakin dia belum makan, sebenarnya aku tidak bisa memasak, tapi aku akan mencoba untuk nya.

VERANDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang