"Ka, kalau aku sampe besok nginepnya gak apaapa kan?"
"Gapapa dong, kamu tuh kenapa sih?"
"Kaya sama siapa aja deh""Hehe kan aku cuman takut ganggu aja ka"
"Gak kok"
Aku tersenyum, mendorong troli berisi barang-barang kebutuhan untuk sebulan kedepan, aku sudah bersama Feni, sesuai janji ku kemaren aku menjemput Feni dan sekarang mengajaknya ke supermarket untuk membeli keperluan rumah tangga.
Aku tidak tau kenapa, Feni terlihat kaku denganku, dia yang biasanya terlihat ceria dan ceplas ceplos sekarang terkesan hati-hati saat berbicara denganku.
"Nanti abis dari sini makan dulu ya, kamu belum makan kan?"
"Eum... nanti aja deh ka makannya, agak siangan"
"Loh kenapa? Kamu belum sarapan kan tadi pagi?"
"Iya sih, tapi apa gak ngerepotin ka Ve?"
Aku menghentikan langkahku, berbalik menghadapnya, tanganku mencengkram pundaknya, ku tatap matanya dalam.
"Feni, dengerin aku ya, kamu itu udah aku anggap sebagai adikku sendiri, jadi jangan pernah ngomong kaya tadi lagi, aku gak suka."
"Kinal udah nitipin kamu ke aku, jadi biarin aku ngelakuin tugasku dengan baik"Dia kembali menatapku, kemudian menundukan kepalanya, aku tidak tau apa yang terjadi dengan Feni.
"Maaf ya ka Ve"
"Aku pikir ka Ve itu marah sama aku, karna aku akhir-akhir ini deket sama ka Yona"Aku mengerutkan dahiku, berfikir keras akan ucapannya.
"Maksud kamu?"
Dia menegakan kepalanya, dengan tatapan sayu ia mulai mengeluarkan suara khasnya lagi.
"Bukannya ka Ve gak suka kalau Ka Yona deket sama ka Kinal?"
"Aku minta maaf ka, bukannya aku memihak ke ka Yona tapi ka Yona baik kok"
"Lagian setau aku, ka Kinal gak suka sama ka Yona"Aku semakin bingung dengan ucapannya, sebenarnya apa yang sedang ia bahas?
"Tunggu dulu, maksud kamu gimana?"
"Kinal gak suka Yona, Yona baik? Gimana? Aku gak ngerti kamu ngomong apa?"Aku menatapnya penuh selidik, penasaran akan hal apa yang sebenarnya terjadi, dia terlihat gelagapan, menggaruk tengkuk lehernya yang ku rasa tidak gatal.
"Hehe, lupain aja ka"
"Yuk belanja lagi"Aku semakin bingung, apa yang tidak aku ketahui tentang, Kinal Yona dan Feni? Kenapa aku merasa seperti ada hal yang Feni tutupi. Kini dia mengambil alih troli yang sedari tadi berada dalam kendaliku, mendorongnya dengan tergesa berlalu meninggalkanku.
Aku berjalan menyusulnya dengan beribu pertanyaan dalam otaku, aku yakin ada hal yang tidak aku ketahui tentang Kinal dan Yona, tapi aku tidak mungkin juga memaksa Feni untuk bercerita.
**
Pada awalnya memang aku dan Feni ingin makan di restoran cepat saji tapi karna Feni ingin makan masakanku jadi ku putuskan untuk langsung pulang ke apartemen setelah selesai dengan urusan belanja ala emak-emak dua anak.
"ini daun bawangnya dipotongnya gimana ka?"
"Euh... itu dipotong kecil-kecil aja ya"
"Ka ini udah mateng, trus gimana lagi?"
"Angkat aja Fen, sekarang tumis bawang sama cabenya ya"
Ternyata memasak seperti ini cukup menyenangkan, andai ada Kinal pasti ini akan jauh lebih menyenangkan, ah aku rindu dia.
Kinal tadi sudah mengabariku, dia hari ini akan hadir ke acara ke lulusan temannya, mungkin baru pulang kejakarta lagi besok malam, dan itu adalah waktu yang lama untukku.
