10.Sedikit

3.6K 359 38
                                    

Senja tanpa warna, hanya mendung kelabu.
Seakan langit sedang berduka, tetesan hujan semakin membasahi tanah kering diluar.
Petir seakan memekik telingaku
Disertai gemuruh gaduh.
Semburan jingga tertutup awan hitam yang pekat.

Hujan.


Musim hujan datang, musim dimana hangat tak bermentari, dingin tak bersalju. Dan semua orang lebih menyukai bergumul dengan selimut tebalnya, memakan popcorn dan secangkir coklat hangat dengan film drama romantis yang membuat perasaan semakin menyatu dengan dinginnya hujan sore ini.

Saat hujan memang tak banyak aktifitas yang bisa kita lakukan, menikmati sebuah film seperti ini memang hal paling benar. Aku sengaja mengosongkan kan jadwal ku hari ini, karna beberpa hari kemarin kegiatanku begitu sibuk membuat diriku tak punya waktu hanya untuk bersantai seperti ini.

Tanganya bergerak memencet remot AC, menekan tombol off."Dingin ya" Ucap Kinal menarik selimutnya semakin menutupi tubuhnya.

Tanpa melihat kepadanya yang memang sedari tadi berada disampingku, ku benarkan ucapannya tadi.  "Heem"


Mataku masih fokus menatap layar didepanku yang menampilkan film drama romantic asal negri gingseng.
Aku mendengar dia mendengus atas ucapanku tadi.


Kita tidak merancanakan hari ini, ini hanyalah kebetulan yang tak pernah aku duga, ternyata dia juga hari ini tak ada jadwal apapun, jadilah sekarang aku dan dia berada disini, setelah beberapa jam yang lalu aku dan dia melakukan kerja bakti dadakan yang cukup membuat kita lelah.



Ku sesap coklat hangat yang dia buat tadi, rasa hangat dan manis menyeruak di setiap langit-langit tenggorokan ku. Aku melirik nya yang kini menekuk wajahnya, mungkin karna ucapanku tadi.


Aku menyodorkan tanganku yang memegang popocorn kedepan wajahnya, jangankan mengambil popcorn itu, melirik nya saja tidak. Aku menarik lagi popcornku berpura-pura tak perduli akan tingkahnya.


Cinta memang seperti itu, kadang dia marah, tapi kemudian kita tertawa lagi.
Sakit yang terasa hanya saat terjatuh dan terluka,
Menangis sejenak, tapi kemudian kita sudah menari lagi. Layaknya popcorn yang meletup diatas wajan panas. Hatiku selalu bergemuruh apapun yang aku lakukan dengannya sekalipun dia hanya diam.


Setiap hari kegiatan kita selalu berbeda, bangun pagi, dan tertawa menjalani segala aktifitas bersama hanya sebuah cerita saat bayangan bisa hidup bertetangga tapi pada kenyataannya tidak bisa sperti itu.


"Coklatnya gak diminum?"

"Gak pengen" Jawabnya tanpa melihat kepadaku.



Aku menaikan sebelah alisku, menatapnya yang kini sibuk dengan game nya. Coklat itu salah satu minuman wajib yang biasa aku minum saat dengan dia, bagaimana bisa dia bilang kalau dia tidak sedang menginginkan coklat?




Dulu dia pernah mengatakan kepadaku kalau dia tidak akan pernah bisa memilih antara aku dan coklat, coklat dan aku mempunyai arti yang sama di hati nya selalu membuat dia merasa lebih baik. Lalu saat dia tidak mengingingkan coklat apa dia juga sudah tidak menginginkanku?


Aku lebih meneggakan badanku, menatapnya tajam bersiap memprotes akan ucapnnya tadi.





















"Untuk apa ada kamu? Kalau aku masih butuh 'chocolate' for me feel be a better? No Ve".


























#TeamVeNalID

VERANDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang