Tak ada kebahagiaan bagiku selain menghabiskan semua waktu yang kujalani bersama nya, walau dia sering membuatku sakit, tapi tetap saja aku tidak akan tega membiarkan dia terus mengucapkan kata maafnya. Memang sedari tadi aku hanya diam, dia terus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, dia selalu mengatakan kalau Yona hanyalah teman, dia selalu mengatakan untuk aku percaya pada nya, tapi pada kenyataanya dia sulit untuk aku percaya.
Dia mungkin sering membuatku kesal, tapi percayalah dia tak pernah membuatku menyesal telah hidup bersamanya.
Dia sering membuatku menangis, tapi yakinlah bahwa airmata kesedihanku itu adalah sebuah halilintar yang menyambar hatiku, yang membuat aku semakin yakin untuk menjalankan ini semua, aku mencintainya walau terasa menyakitkan tetap saja akan aku jalani.Dentingan jam yang terus berputar seakan mengisi setiap sudut ruang kamarku yang terasa hambar, suara mesin mobil Yona sudah menghilang sekiatar 20 menit yang lalu. Aku masih memunggunginya berdiri menghadap gelap nya langit menutupi sinar bulan yang beberpa menit lalu masih terang. Andai semua tidak serumit ini, andai semuanya bisa aku permudah, dia gampang saja mengatakan untuk aku percaya pada nya. Mempercayai hatiku padanya, tapi pada kenyataanya semua tidak semudah apa yang dia katakan, aku selalu merasa kalau dia memang ada sesuatu dengan Yona, walau seberapa keras dia mengelak dan menolak semua itu, kecurigaanku diperkuat akan tindakan Yona tadi aku semakin yakin kalau ada sesuatu antara Kinal dan Yona
Aku tidak menyangka sebenarnya atas perkataan Yona tadi, kalau saja Kinal tak menggengam tanganku, mungkin aku sudah menampar wajah nya, ntah apa yang ada di fikiran Yona yang jelas sekarang aku membencinya dan tak mempercayainya lagi. Aku hanya ingin menjaga apa yang sudah menjadi milikku. Terkadang saat cinta sudah berbicara mungkin apapun akan dilakukan.
"Aku minta maaf Veranda."
Angin-angin halus seakan membawa suaranya yang sedikit melemah menghilang begitu saja, aku masih kekeuh berdiri memunggunginya.
"Ini bukan hanya sekali kamu menuduhku berselingkuh dengan Yona. Dia temanku Veranda, temanmu juga kan?"
Aku pejamkan mataku, merasakan angin yang menyentuh wajahku begitu lembut. Ku hembuskan nafasku secara perlahan mencari ketenangan hati disetiap helaanya.
Mulai sekarang, Dia bukan temanku!
"Apa yang salah dengan tindakan Yona tadi? Yang salah itu aku. Aku memang menawarkan untuk mengantarkan nya tadi, aku gak tau kalau kamu juga mau pergi."
Aku berbalik, menatap matanya tajam, aku tidak suka atas semua penejelasaanya yang selalu mengatakan kalau Yona benar.
"Ini salahku Ve, jadi kalau mau marah, marah sama aku aja, bukan sama Yona."
"Lantas?! Sekarang apa?!" Kataku bertanya pada nya, sekarang aku sedang marah padanya! Bukan hanya marah padanya, tapi pada semua keadaan ini yang memaksa aku harus marah pada Yona juga.
"Aku minta maaf Ve, ini hanya salah paham."
"Salah paham katamu? Apa ini yang pertama Yona menjadi penyebab keributan diantara kita? Enggak Kinal!"
"Tapi kesalahan itu semua bersumber dari aku Ve, bukan Yona."
"Dan kamu yang terlalu posesif."
Jadi begitu?
Ok.
Cukup tau.
Aku mulai memundurkan langkahku, menjauh dari tempatnya berdiri.
"Aku mohon Veranda."
Langkahku terhenti saat tangan nya menggengam pergelangan tanganku.
"Jangan setiap ada masalah kamu menghindarinya."
"Aku mohon, maafkan aku."
"Aku tau aku salah. Aku tau kamu seperti ini karna takut kehilanganku."
"Bisakah sedikit lebih mempercayaiku? Aku sakit setiap kamu mencurigaiku."
"Yona hanya temanku. Sudah berapa kali aku mengatkan kalau dia temanku, Veranda."
"Tidak lebih."
Bersambung.
Ah masa sih Nal? :')
#TeamVeNalID
