Dia melipat tanganya memandang lurus hamparan air yang menerjang keras, aku tidak tau apa yang terjadi dengan dia. Sejak siang tadi dia lebih terlihat diam, aku sudah berkali-kali memancingnya untuk bercerita tapi dia tetap diam.
Ini pertemuan ketiga kita di bulan Januari, harusnya hari ini kita bisa menghabiskan waktu dengan bercanda bersenang-senang, tapi kenapa aku seakan di acuhkan seperti ini?. Tidak tau kah dia waktu ku kini begitu sulit, ah tidak hanya aku, dia juga.
Kesibukan yang berbeda selalu menjadi penghalang untuk aku dan dia bertemu, lantas hari ini kita bisa menghabiskan waktu bersama tapi kenapa harus seperti ini?
Kau tau? Aku merindukanmu. Tidakah kau merindukanku Kinal?Aku menatap wajah tegasnya dari samping, sinar rembulan malam ini begitu terang, indah, seperti dia yang akan selalu indah sekalipun dia mendiamiku.
"Sampai kapan seperti ini?"
Dia menoleh, mengerutkan dahinya. "Maksudmu?"
"Kamu kenapa?" Tanyaku menatapnya serius.
Dia menunjuk dirinya sendiri, matanya menatapku begitu heran."Aku? Memang aku kenapa?"
"Kamu aneh hari ini."
Dia menghela nafasnya kemudia tertawa, aku tidak tau apa yang di tertawakan. "Haha bukannya tiap hari aku memang aneh? Kenapa? Baru menyadarinya?"
"Aku gak lagi bcanda"
"Loh siapa yang lagi bercanda? Aku memang aneh kan?"
"Bukan begitu maksud ku, kamu berbeda hari ini"
"Berbeda? Apanya?"
"Aku gendutan?"
Dia menghadapku sepenuhnya, matanya seakan meneliti tubuhnya sendiri. Mencari ke anehan yang aku maksudkan.
"Itu mah udah dari dulu"
Dia memanyunkan bibirnya. "Ada yang salah dari aku?"
"Menurutmu?"
"Loh, aku ngerasa baik2 aja, kamu kenapa sih? Gak sakit kan?" Tanganya menyentuh keningku, kemudian turun menangkup pipiku.
Aku menyentuh tanganya menatapnya begitu dalam, angin yang berhembus kencang, membuat dia merapikan rambutku yang terbawa angin, menyelipkannya pada telinga.
"Kenapa? Apa ada yang salah dari aku hari ini?"
Aku menggeleng, tidak ada yang salah. Aku hanya merindukanmu.
"Maaf udah maksa2 kamu buat ketemu"
Aku diam. Menatap mata nya yang semakin menatapku.
"Waktu yang seharusnya kamu abisin sama keluarga kamu, malah kamu abisin sama orang aneh kaya aku"
Aku menggeleng, membantah ucapan nya.
"Aku gak tau kenapa rasanya bingung aja, aku diem bukan berarti aku gak merhatiin kamu."
"Jangan mikir yang enggak2 ya Ve, diem bukan berarti gak kangen"
Aku menatapnya dengan rasa bersalah, aku hanya tidak terbiasa dengan sikap diamnya, aku lebih suka dia yang banyak bicara walau terkadang jika sudah berbicara dia terlihat menyebalkan.
"Kalau aku gak kangen aku gak mungkin ngajak kamu kesini kan?"
"Kamu tau gini aja udah buat aku bahagia. Liat muka kamu aja udah seneng."
"Biarpun aku cuman diem merhatiin kamu dengerin kamu ngomong itu udah cukup menurut aku untuk ngobatiin rasa kangen aku ke kamu"
"Aku cuman lagi nginget2 semuanya biar kalau kamu sibuk aku bisa inget hari ini, kalau kamu gak pernah lupa sama aku, kamu cuman sibuk."
"Kamu kangen aku kan?"
Aku menganguk mantap, dia tersenyum dan aku tidak tahan lagi kalau tidak memeluknya.
"Kangen trus kan?"
Aku semakin mengeratkan pelukanku, diam tak menjawab ucapnnya. Benar apa katanya tidak semua hal harus di ungkapkan dengan kata-kata, aku tau dia mengerti walau aku sekarang hanya diam dan memeluknya, aku tau dia mengerti kalau aku juga sangat merindukannya.
Dan seharusnya aku juga mengerti tadi kalau diam nya dia itu karna merindukanku.
Deburan ombak itu semakin terdengar jelas dengan angin yang berhembus kencang, rinduku dan rindunya sedang bekerja, saling menyampaikan walau kini kita diam.
Ada rasa takut kehilangan saat kusadari dia bukan seseorang yang selamanya kumiliki.
Ada rasa takut ditinggalkan,
Walau dia bersamaku saat ini.Ada rasa rindu yang tengah kurasakan, dan aku tau dia juga merasakannya.
Ini untuk kamu, tentang rindu yang sedang ku kerjakan dalam diam.
#TeamVeNalID
