32.Jauh?

2.9K 377 41
                                    

Langkahku begitu keras menampar dalam sepi. Aku tidak mengerti apakah ini hanya perasaanku saja atau memang begitu adanya, aku seakan jauh darinya.

Kesibukan ku yang benar-benar menyita waktu memaksa aku tak bisa bertemu dengan nya, jangan kan untuk bertemu menyapanya saja sudah beberapa minggu ini jarang ku lakukan.

Aku rindu berbicara dengan nya, yang membuatku tersenyum sendiri.
segalanya telah berubah, meninggalkan sepi didalam hati.
Sunyi menyeretku dalam langkah yang tak pasti.
Senyumku seakan hilang.

Aku baru saja tiba diaparteman sekitar 30 menit yang lalu, sudah dua hari bahkan aku tidak pulang kesini, apartemen ini hanya aku jadikan tempat istirahat, karna memang kegiatanku lebih banyak diluar dibanding di sini.

Aku sudah menghubunginya berkali-kali, tapi no nya selalu tidak bisa aku hubungi, puluhan chat pun sudah aku kirim tapi satu pun tak ia bales, aku tau dia hari ini sibuk, tapi apa sesulit itu membalas pesanku?.

Aku melihat kemejanya masih tergantung di pintu kamar ku, mungkin saat aku tidak ada disini, dia tidur di kamar ku, bahkan buku-buku tugasnya pun ada disini.

Sebenarnya dia yang jauh atau aku yang menjauh? Tapi aku tidak ada niat untuk menjauhinya atau bagaimana, semuanya terjadi karna kesibukanku, itu diluar kendaliku.


"Ka Ve"

"Ka Veranda, halo"

"Eh, Feni ada apa?"

Aku tersentak saat Feni sudah ada didepanku, melambai-lambai kan tangan nya, sejak kapan dia berada disini?

"Ka Ve kenapa? Kok ngelamun?"
Feni menampakan raut wajah khawatir dahinya mengerut menatapku.

"Hah? Enggak kok, aku gak ngelamun" Ucapku menggeleng.

Feni membuang nafasnya, seakan menyangkal omonganku. "Gak ngelamun gimana? aku masuk aja ka Ve gak sadar, dari tadi aku panggil2 kali"

"Masa sih?"

Feni hanya memutar bola matanya malas menjawab pertanyaanku.

"Hehe ya, maaf"

Feni mengangguk kan kepalanya tak mau memperpanjang.

"Mau pesen makan gak? Aku mau beli makan nih biar sekalian" Lanjut Feni, dengan mata yang fokus pada layar hapenya.

"Nanti aja deh Fen"

Feni menegakan kepalanya. "Udah makan?"

"Belum sih"

Alisnya terangkat menatapku."Nunggu ka kinal?"

"Masih lama kali ka" Lanjutnya lagi kembali fokus pada hapenya.

"Loh bukannya acara di teater udah selesai?"

"Heem, tapi tadi dia bilang ke aku katanya mau pergi dulu bareng ka Yona"

Aku memejamkan mataku, diam.

"Jadi gak pesen nih?"

Aku menggeleng tersenyum tipis pada Feni.

"Oke deh, aku ke kamar lagi ya nanggung lagi nonton drama" Akhiri Feni dengan senyum, sebelum dia keluar dari kamarku.

.


Yona?


Aku tarik nafasku begitu dalam menghancurkan pikiran-pikiran negatif terhadapnya. Seharusnya aku sudah terbiasa dengan Yona tapi ntah kenapa rasnya memang berbeda, yang lebih menyakitkan saat aku melihat dia dan Yona saling membalas mention di twitter.

Ya ini memang salahku yang sibuk akan kegiatanku, mungkin tanpa sadar aku mengabaikannya. Ah, aku tidak mengerti.
Ku rebahkan tubuhku menatap atap kamar yang kosong, pikiranku jauh menerawang memikirkan dia, sedang apa kamu sekarang? Aku rindu, Kinal.


Aku memasang telingaku dengan baik, ada pergerakan di pintu kamarku, sontak aku memejamkan mataku, berpura-pura tidur, aku tau itu dia, aku sudah sangat menghapal langkahnya.

Aku tidak benar-benar memejamkan mataku, aku masih bisa melihat dia, kini dia melepaskan sepatunya menaruh nya di rak sepatu, dan dia melirikku, kemudian dia berjalan ke arah kamar mandi. Dan sekarang aku membuka mataku, disana terdengar air menyala, bukan suara orang mandi tapi hanya sekedar membersihkan muka, mungkin.

Saat pintu kamar mandi terbuka lagi, sontak aku memejamkan mataku lagi, dan dia berjalan mendekat kearahku. Dia duduk di tepi ranjang, aku tau matanya menatapku, dia tersenyum ntah apa yang sedang dia pikirkan.

"Capek ya? Tumben banget jam segini udah tidur" Tanganya menyentuh rambutku menyentuhnya begitu lembut.

"Maaf ya, tadi hapenya aku silent, aku gak tau kalau kamu ngabarin aku"

"Tadi aku selesai kegiatan, cari makan dulu bareng anak-anak yang lain"

Anak-anak yang lain? Kenapa tidak bilang saja kalau pergi dengan Yona.

"Tapi sekarang aku laper lagi loh Ve, padahal mau makan mie buatan kamu, ya gapapa deh bikin sendiri aja" Ucapnya lagi dengan senyum yang bodoh.

"Tugas aku masih numpuk banget, padahal maunya langsung tidur sama kamu, aku pikir kamu belum tidur, tadinya aku mau minta kamu nemenin aku begadang" Wajahnya merengut, tanganya terus mengusap rambutku.

"Kangen ya Ve, udah lama gak ketemu"

"Kamu sibuk banget, aku juga sih"

"Oh ya kemaren gimana? Seru jalan-jalan bareng sama.. "

Ucapan nya tiba-tiba terhenti, dia menghembuskan nafasnya yang begitu berat, tanganya pun tak lagi di rambutku. Aku tidak tau dia kenapa, dan kini aku mulai takut, apa dia mempersoalkan tentang beberpa hari yang lalu, saat aku keluar dengan teman laki-lakiku?

"Tidur yang nyenyak yah"
Saat dia beranjak dari tepi ranjang ku, seketika tanganku menghentikannya. Dia sedikit tersentak, kemudian berbalik arah menghadap ku lagi.

"Loh kok bangun?"

Aku menyudahi aksi pura-pura tidurku, ada hal yang terjadi padanya, aku menyandarkan tubuhku di ranjang kasur, menggeser tubuh ku agar dia bisa duduk di sebelah ku.

"Kamu buat aku bangun" Ucapku seakan benar-benar terganggu.

"Hehe keganggu ya? maaf ya"

"Kemana aja?" Tanyaku, kini aku dan dia bersebelahan, dengan tubuh yang menyandar pada ranjang kasur.

Dia meliriku. "Tadi keluar makan dulu Ve"

"Bareng Yona?" Tanyaku lagi dengan nada menyelidik.

"Rame-rame kok, Nju juga ikut"

Aku menaikan alisku menatapnya curiga.

"Serius, Veranda"

"Tidur lagi aja, aku mau ngerjain tugas dulu"

"Gak bisa besok aja?"

"Ini harus aku selesaiin malem ini juga Ve"

Aku mengangguk, mengerti, beberpa menit hening, tidak ada yang mengeluarkan suaranya lagi, sampai dia memanggil ku dengan nada sangat ragu.

"Emm Ve"

"Ya?"

"Kamu keluar sama.. "

Aku yang mengerti arah bicaranya langsung mengangguk. Karna memang benar.

Dia hanya tersenyum, tapi aku bisa melihat ada keresahan dimatanya.

"Kenapa? Cemburu?"

Dia menggeleng, menatapku.

"Kata Dilan cemburu itu hanya untuk orang yang gak percaya diri"

"Trus?"

"Ya, sekarang aku lagi gak percaya diri. "
































#TeamVeNalID

Rindu tidak?

VERANDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang