Aku sudah berdiri 15 menit lama nya, pintu kamarnya tak kunjung di buka, tumben sekali, biasanya tak pernah seperti ini, apalagi tadi aku sudah mengatakan pada nya kalau aku akan pulang ke sini.
Memang sudah beberpa hari ini, aku lebih sering di rumah dari pada di apartemen, kegiatanku tidak terlalu padat, akhir-akhir ini jadi mamah memintaku untuk pulang kerumah.
Dan mau tak mau aku harus meninggalkan dia disini, mungkin sudah 5 hari tidak bertemu, terakhir pertemuanku dengan nya saat member surprise pada Jeje. Itu juga tidak lama karna waktu yang sudah terlalu malam.
Saat aku sedang melirik jam pada tanganku, pintu didepanku bergerak dan menampakan sosok nya dengan rambut baru yang terlihat berantakan.
Aku tidak suka dengan rambut barunya, tapi dia saat ingin memotong rambut tetap memberitahuku, alasannya memotong rambut menurutku sangat lucu karna sering di panggil sasuke oleh yang lain, kata dia sasuke itu kan identik dengan laki-laki gagah, dia tidak mau image nya semakin ke arah laki-lakian, saat dia mengadu seperti itu aku hanya bisa terkekeh geli, lagian ada-ada saja segala sasuke disamakan dengan dia. Menurutku dia dan tokoh kartun dengan image gantengnya itu jelas berbeda.
Jelas Kinal lebih ganteng dari sasuke yang hanya tokoh kartun kan?
Haha. Anggap saja begitu.
"Tidur?" Kataku yang melihat dia seperti orang yang bangun tidur.
"Enggak." Jawab dia masuk kedalam kamarnya dan aku menyusulnya dari belakang.
"Kok lama buka nya?"
"Sekarang gak tidur, aku tidur sebelum aku denger hape aku bunyi trus." Dia membuka kulkas, memasukan air putih pada gelasnya. kemudian dia meliriku yang duduk diranjang nya.
"Oh jadi aku ganggu nih?"
"Biasanya juga gitu kan?"
"Yaudah pulang lagi."
"Gak boleh."
"Kenapa?"
"Kamu udah ngebuat tidur siang aku jadi gak nyenyak, mana bisa kamu pergi gitu aja." Dia berjalan ke arah dapur, mungkin dia lapar.
"Trus?" Aku menyusulnya berdiri tak jauh darinya, yang kini sedang menyalakan kompor.
"Buat aku tidur nyenyak lagi lah."
"Jadi aku kesini cuman buat nemenin kamu tidur?"
"Itu kalau kamu mau, tapi aku tetep maksa sih."
Aku tidak bisa menahan senyumku saat mendengar perkataanya. Dia memang terlihat cuek namun pada kenyatannya dia selalu mempunyai caranya sendiri untuk membuatku terkesan.
"Tapi aku tetep gak mau." Kataku jail, aku masih berdiri dibelakangnya, melihat punggung nya yang hanya di lapisi kaos tipis berwarna abu-abu.
"Jadi maunya dipaksa?" Dia menoleh sebentar, langkahnya terus berpindah, karna dia sedang memasak.
"Dipaksa untuk nidurin kamu?"
"Ya gitu."
"Tumben bisa kesini, gak pergi sama si ituh?" Lanjutnya, tanpa menoleh ke arahku.
"Jangan mulai deh." ucapku sedikit sebal.
"Jangan deket-deket sama dia."
"Emang kenapa?"
"Aku jadi gak percaya diri."
Kamu bukan Dilan Kinal gak usah soksokan pake ngode!
"Cemburu maksud kamu?"
"Mungkin."
"Cemburu untuk apa? Dia kan temen aku."
"Yona juga temen aku."
Aku tersenyum akan jawabannya, bisa saja tutup kaleng kerupuk ini menimpali semua ucapanku.
"Oh jadi sekarang mainnya dendaman ya." Aku sudah tidak tahan lagi untuk memeluknya.
aku menaruh daguku dipundaknya, melingkarkan tanganku diperutnya."Aku gak bermaksud balas dendam, tapi itu kan kenyataanya."
"Ya ya, Yona memang temen kamu tapi aku gak suka aja kalau kamu deket sama dia."
Dia berputar membalikan badannya menghadapku.
"Aku juga sama gak suka sama temen kamu itu." Katanya menunjuk hidungku dengan jarinya."Oke, 1 sama kalau begitu."
.
."Kenapa kok jadi diem?" Katanya meliriku yang hanya memperhatikannya makan.
"Kan kamu lagi makan." Ucapku tersenyum, menopang daguku menatapnya.
"Aku bisa sambil ngomong."
"Emang aku harus ngomong apa?"
"Ngomong apa juga boleh, ngomong aku sayang kamu juga gapapa."
"Ke siapa?"
"Ke akulah." Kata Kinal masih menguyah makananya.
"Kamu duluan"
"Ngomong apa?" Dia menaruh sendoknya menatapku yang berada didepannya.
"Aku sayang kamu."
"Yah! keduluan." Ucap nya menampakan wajah kecewanya. Menyebalkan!
Dasar Dilan gadungan!
Dia terkekeh geli saat aku mengembungkan pipiku.
"Kenapa ketawa?"
"Aku jadi berasa jadi Dilan."
"Aku milea gitu?"
"Bukan, kamu bi Asih."
"Tukang urut dong."
"Mau dong diurut."
"Hih"
"Kalau misalnya ada Dilan asli di dunia ini, kamu suka gak?"
"emm suka mungkin."
"Ya semoga aja dilan itu gak ada."
"Kenapa?"
"Nanti kamu jadi gak suka sama aku"
"Kok gitu?"
"Kan jadi suka dilan."
"Kan Dilanya aku, kamu."
"Dilan itu sama Milea, Ve. Bukan sama bi Asih."
"Ih, Kinal!"
Siang sudah menjadi sore, walau hanya dihabiskan di dalam kamar tapi tetap membuatku bahagia. Dia selalu mempunyai cara sendiri membuat suasana jadi hidup, walau dia bukan Dilan yang pandai merayu tapi jelas aku lebih mencintainya dibanding siapa pun sekalipun itu Dilan!
#TeamVeNalID
