25.Playdate

3K 366 28
                                    

Deru suara mesin yang terdengar saling bersahutan tak beraturan terdengar menusuk telingaku,  detakan jantungku pun sudah tak seirama sedari tadi.

Saat tangan kanan nya dia gunakan untuk mengusap kepala Feni yang ada pada bahunya dan tangan satunya dia gunakan untuk menggenggam tanganku, debaran itu semakin terasa.

Aku memang tidak membawa mobil, itu perintahnya. Jadi sekarang aku, dia dan Feni berada pada mobil online, dengan Feni yang duduk di ujung kanan, dan dia yang berada ditengah.

Feni sudah tidak marah sepertinya pada Kinal, ya mungkin karna di iming-imingi bertemu Lidya.


Feni memang dekat dengan Lidya, ya karna Lidya itu kan teman dekat Yona, otomatis Feni juga jadi sering bertemu Lidya.


Kata Feni ka Lidya itu ganteng.


Dan saat itu Kinal terbahak, mengacak rambut Feni, sedang kan Feni menggembungkan pipinya tanda protes.

Tapi saat ditanya, jika harus memilih Kinal atau Lidya, dia tetap memilih Kinal.

"Kalau ka Lidya ganteng ka Kinal itu diatasnya"



Ada-ada saja, aku pun tersenyum sangat tipis saat mendengar dia mengatakan itu, obrolan itu terjadi saat masih di apartemen, saat kita sedang bersiap-siap pergi.


Kita bertiga mengenakan baju berwarna sama, Putih.



Kinal memakai topi, rambutnya dia gulung, dia masukan ke dalam topi. Sedangkan rambutku, aku gerai bebas, dengan kacamata yang menambah kesan manis untuk diriku.

Feni sedari tadi terus bergelayut pada tangan Kinal, kini kita bertiga memang sudah sampai ditempat tujuan kita.



Dufan.


Feni berlari melepaskan tangannya dari Kinal saat matanya menangkap sosok Lidya.


"Zaraaaaa gantian, turun turun"
Feni berteriak meminta Zara untuk turun dari gendongan Lidya.

Zara memang digendong Lidya, Zara memberikan wajah remehnya mengibaskan tangannya mengusir Feni.

"Aduh aduh jangan ditarik-tarik dong Fen" Ucap Lidya setengah membungkuk saat tangan nya di tarik Feni.

"Zara gantian ih" Feni terus merengek meminta Zara untuk turun.

"Ih ka Feni sama ka Kinal aja gendongnya"

"Gak mauuu, mau sama ka Lidya"

"Eh kunyuk ini anak lo urusin malah cengar cengir aja" Ucap Lidya meminta pertolongan pada Kinal, Kinal memang sedari tadi hanya tertawa menatap Lidya yang di rusuhin dua anak itu.

"Hahahahha, Feni maunya sama lo, Lid, gendong dua-duanya lah"

"Lah kerak telor, enteng banget ya lo ngomong"

"Hahaha Zara gendong sama ka Kinal sini" Kinal mendekat, meminta Zara untuk turun.

"Kasian tuh ka Feni udah lama gak ketemu om nya"

"Zara turun dulu ya, gantian" Ucap Lidya begitu lembut.

"Gak mau"

"Nal, gimana dah ini"

"Zara sama ka Kinal ya, Papi nya dipinjem ka Feni dulu"

Akhirnya setelah dibujuk, Zara mau turun juga dan berpindah pada Kinal.

"Papi-papi, cilok tusuk ngomong apaan sih lo"

"Hahahhahaha kan lo papinya Zara"

Lidya hanya mendengus kesal, menatap Kinal begitu jengkel.

VERANDA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang