POV YONA, BACA NIH POV YONA!!! MASIH BINGUNG AJA, MUNGKIN KESALAHAN BUKAN DARI GW TAPI DARI BAGAIMANA LO BACA.
Karna dalam novel juga POV itu gak pernah ada. Aku sebagai orang yang menulis sudah menjelaskan secara detail siapa yang lg ngomong mesti banget di tulis POV.
Sorry sedikit kesel.
Happy reading!!
______________________________
"Kamu udah pulang?"
"Gimana latihanya?"
"Capek?"
Aku sangat mendengar suara itu, aku tau dia melakukan itu sengaja untuk membuat hatiku sakit, sebenarnya itu bukan salahnya, itu hak nya memperlakukan Kinal seperti apa, toh Kinal juga hanya diam bahkan dia menikmati setiap perlakuaan Veranda, apalah aku ini, sudah ku bilang aku ini hanya teman nya tidak lebih. Aku mencuci tanganku, aku baru saja selesai membereskan piring bekas makan aku, dia dan Feni, aku memang berniat unutk menginap disini, bukan untuk dia tapi untuk Feni.
Kinal tadi mengatakan padaku kalau Veranda sedang berada di rumah ibu nya, Aku serius bahkan sama sekali aku tidak bertanya pada Kinal, dimana Veranda dan sedang apa dia, itu bukan urusanku, karna aku disini memang untuk Feni bukan Kinal.
Tapi baru saja Veranda masuk, langsung memeluk Kinal, mencercanya dengan segala bentuk perhatiannya, rasanya ingin biasa saja, tapi hatiku selalu merasakan hal yang lain, mau sekeras apapun aku menampik semua itu tapi didalam sana tetap terasa menyakitkan.Andai kamu jadi aku Veranda. Yang selalu menjadi pihak bersalah padahal aku tak melalukan apapun atas apa yang kamu tuduhkan, jika kamu menuduh aku mencintai Kinal itu memang benar, aku tidak bisa memungkirinya tapi kalau kamu menuduhku untuk merebut Kinal darimu kamu salah, jika aku mau aku bisa saja detik ini juga menarik Kinal menjauh darimu mengurungnya untukku, tapi semua itu tidak aku lakukan, aku mengerti yang Kinal butuhkan hanya kamu bukan aku. Bahkan aku rela menjadi pihak paling tersakiti di atas kebahagian kalian, andai kamu tau betapa susahnya aku terlepas dari jerat cinta Kinal, aku ingin melepaskan semuanya tapi aku tidak bisa, mungkin kalau cintaku ini tak mendapat harapan dari Kinal aku pun akan menyerah tapi Kinal selalu memberi harapan kecil untuk aku semakin membuka hatiku, membiarkan dia masuk semakin dalam.
"Are you ok?"
"Mamski??"
Suara dari keyboard yang di tekan Feni seakan terhenti, aku tersadar akan lamunanaku, Feni memiring kan kepalanya menatap wajahku yang sedikit menunduk.
"Tenang aja." Ucapku memberi senyuman untuk menenangkannya, aku dan Feni kini berada di balkon kamar, sesuai janjiku tadi kalau aku akan membantunya untuk mengerjakan tugas nya.
Feni terus diam menampakan raut wajah sedihnya, aku pun hanya mengerutkan dahiku seakan bertanya kenapa?.
"Maafin aku ya, coba kalau tadi aku gak minta ka Yona kesini."
Feni melepas kacamatanya sedikit mengucek matanya lalu memelukku."Loh loh kenapa ini?" Kataku yang bingung karna Feni memeluku, dia semakin menengelamkan kepalanya.
"Ka Yona gak usah sok kuat gitu, aku emang anak kecil tapi aku ngerti kok."
"Ada aku."
"Mamski gak usah sedih, Ada aku."
Dia terus mengulang ucapannya, seakan dia menekan kan kalau dia akan selalu ada untuk aku, aku beruntung punya Feni, dia adalah sosok adik yang selalu membawa pengaruh positif untuk aku, dia tidak pernah menampakan wajah sedihnya, dia akan selalu menghibur saat dia tau aku sedih, walau aku tidak pernah tau apa yang ada di dalam hatinya.
