6-Pengakuan

3.2K 300 85
                                    

"Untuk saat ini lo hanya mainan gue, tapi gak menutup kemungkinan jika suatu saat itu berubah. Gue gak tau!"

Adhwi Alfahwi

***

Adhwi dan teman-temannya sedang asik memakan mie ayam sambil bercanda gurau di kantin. Tak sedikit siswi yang mencuri lirik ke arah ke enam cowok yang sedang becanda gurau itu. Bahkan ada yang secara terang-terangannya jika mereka menyukai salah satu dari ke enam cowok itu dengan menatapnya tanpa berkedip.

"Dave lo masih sama si Karin?" tanya Deki sambil meminum teh manisnya.

Dave menggeleng, "udah putus, sekarang gue sama si Rara." jawabnya santai.

"Perasaan belum lama lo jadian sama tuh cabe kok udah putus aja." sahut Rega.

"Bosen gue sama dia terlalu ngatur,"

"Alah alasan aja lo, kalian kayak gak tau si Dave aja, mana tahan ia ngejalin hubungan lebih dari dua minggu." cibir Adhwi.

"Elah sama aja kayak lo," sungut Rega.

Adhwi hanya tersenyum tanpa dosa.

"Btw, sekarang siapa cewek lo?" tanya Sefan.

"Gak punya, masih dalam proses pedekate," ucap Adhwi sambil terkekeh.

"Gaya lo pedekate biasanya juga langsung aja main dor." cibir Diga.

"Bodo yang penting gue seneng," sahut Adhwi sambil mengendikan bahu tak acuh.

Dave menyeringai sambil menatap ke lima temannya, "gimana kalau kita taruhan?" usulnya.

Kelima cowok itu menaikan alis bersamaan.

"Siapa yang bisa pacaran sampai dua bulan boleh minta apapun dari mereka yang kalah! Gimana?" lanjut Dave.

"Kalau gue minta mobil gimana?" sahut Rega.

"Ya itu juga bisa." jawab Dave. "Jadi gimana?"

"Oke, siapa yang takut!" jawab serempak Rega, Diga, Sefan, dan Deki. Lalu mereka berempat berhigh-five sambil tertawa.

"Adh! Lo?" tanya Dave.

Adhwi mengangguk, "oke."

Semuanya sepakat akan peraturan taruhan itu dan Dave mengharuskan Adhwi untuk segera menjalin hubungan dengan seorang cewek.

Akankah taruhan mereka berjalan dengan lancar? Entahlah lihat saja nanti.

***

Setelah meminta uang pada Abi, Shelyn keluar dari kelasnya sambil tersenyum merekah. Ia berjalan sendirian menuju kantin, biasanya Shelyn pergi ke kantin bersama Sella namun hari ini Sella tidak sekolah karena ia harus ikut menengok neneknya yang sakit.

Shelyn berjalan menuju stand penjual bakso, setelah ia memesan ia duduk di kursi yang berada di pojok. Shelyn mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin namun pandangannya terhenti ketika melihat Adhwi yang sedang tersenyum ke arahnya. Shelyn balas tersenyum lalu mengalihkan tatapannya karena rasa gugup yang tiba-tiba menyelimutinya.

SHELYNA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang