38- Pengakuan

2K 112 2
                                    

"Memilih satu diantara dua pilihan itu bukanlah hal yang mudah. Karena kamu dan dia punya posisi sendiri di hati ini."

Shelyna Darra.

***

Sudah hampir tiga minggu setelah Shelyn mengucapkan selamat tinggal pada Adhwi mereka berdua tak pernah lagi terjebak dalam sebuah percakapan. Bahkan setelah kejadian itu, jarang sekali Shelyn melihat Adhwi bergabung dengan teman-temannya di kantin.

Pernah suatu hari Shelyn di seret Sella untuk pergi ke perpustakaan dan disana ia melihat Adhwi sedang fokus membaca buku di pojok perpustakaan. Sejak saat itulah Shelyn tahu selama ini Adhwi selalu menyibukan diri di perpustakaan.

Shelyn ingat percakapan mereka dulu. Saat Adhwi memberitahukan mimpinya untuk menjadi seorang Gameprogrammer. Ternyata Adhwi tak main-main dengan mimpinya itu. Terbukti dengan usahanya sekarang untuk mencapai nilai yang memuaskan. Ia selalu belajar setiap hari dan mungkin sekarang ia tak mengingat Shelyn lagi.

Shelyn menghela napas berat, ia rindu akan sosok ceria dan humoris itu. Tapi mau bagaimana lagi! Shelyn hanya bisa menikmati kerinduan itu sendirian.

"Woyy!"

Shelyn tersadar dari lamunannya. Ia menatap kanan-kirinya dengan bingung.

"Lo ngelamunin apa lagi, ya Allah..." kesal Abi mengacak rambutnya frustasi.

Percuma saja ia menjelaskan panjang kali lebar kali tinggi semua materi matematika tadi jika orang yang diajarinya tak mendengarkan sedikitpun.

"Maaf!" cengir Shelyn. "Ulangi lagi ya,"

Abi memutar bola mata malas, "ogah," ucapnya sambil menutup bukunya dengan kasar.

"Yahh, Bi kok gitu sih. Trus besok gimana bisa gue ngerjain soal ujian kalau lo gak ajarin."

"Ya belajar aja sendiri." ketusnya.

"Bi please!" rengek Shelyn sambil mengoyang-goyangkan tangan Abi.

Abi tak bisa apa pagi jika Shelyn sudah merengek seperti ini. Ia menghela napas lalu membuka bukunya kembali. Melihat itu Shelyn tersenyum merekah.

"Yes!!"

***

Setelah menghabiakan waktu tiga jam untuk belajar. Akhirnya Shelyn bisa bernapas lega karena semua materi yang kemungkinan besok akan muncul di soal ujian telah ia kuasai.

"Bi cari makan yuk," ajak Shelyn dengan tangan sibuk memasukan peralatan belajarnya kedalam tas.

"Oke." sahut Abi cepat. "Tapi jangan jauh-jauh di depan aja cari makannya dan satu lagi, kita jalan kaki aja, gue lagi males bawa motor."

Shelyn mengendikan bahu tak peduli, "yang penting cari makan, dan lo yang traktir," cengir Shelyn.

Abi mendecak kecil, ia melirik jam di sudut ruangan keluarga lalu berdiri dan mengajak Shelyn untuk segera pergi. Dengan senang hati Shelyn menurut dan mengikuti langkah Abi.

Dan setelah berjalan cukup jauh dari rumah Abi. Akhirnya merekapun telah sampai di tepi jalan tempat para pedagang kaki lima menjajakan dagangannya. Mata Shelyn berbinar saat melihat begitu banyaknya makanan yang dijajakan pedagang. Dengan semangat Shelyn menarik Abi kesalah satu pedagang yang menjual martabak kesukaannya.

"Mas martabaknya dua ya, yang rasa coklat keju sama yang coklat kacang." pesan Shelyn lalu mengajak Abi untuk duduk di kursi yang di sediakan.

"Abis ini kita beli baso, sama nasi goreng disana ya Bi!" pinta Shelyn sambil menunjuk pedagang yang ada di sebrang jalan.

SHELYNA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang