29- Mimpi!

2.1K 106 1
                                    

"Mimpi ada untuk dikejar dan setiap orang berhak mengejar mimpi. Termasuk kamu, jadi kejarlah mimpimu itu bagaimanapun aku akan tetap mendukungmu."

Shelyna Darra.

***

Perpustakaan adalah salah satu tempat yang jarang sekali Shelyn singgahi. Namun karena paksaan Adhwi mau tak mau Shelyn mengikutinya walaupun yang ia lakukan hanyalah diam sambil memerhatikan Adhwi yang fokus membaca buku.

Selama mengenal Adhwi baru kali ini Shelyn mengetahui jika Adhwi ternyata mempunyai hobi membaca. Selama ini yang ia tahu Adhwi hanyalah cowok penyuka basket dan playboy, walaupun saat ini bukan lagi.

Shelyn menaikkan sebelah alisnya saat melihat Adhwi menutup buku yang tadi dibacanya. "Udah?"

Adhwi menggeleng. "Kenapa kamu juga gak baca buku?"

Shelyn menyengir dengan tangan yang menompang dagunya. "Nanti aja!"

"Kenapa harus nanti kalau bisa sekarang?"

"Yaudah iya, iya aku baca sekarang!" ucap Shelyn sambil mengambil salah satu buku yang tadi diambil Adhwi dari rak.

Adhwi hanya menggeleng kecil melihat Shelyn yang merajuk. Ia mengacak puncak kepala Shelyn dengan gemas. Sedangkan Shelyn sibuk membolak balik halaman buku.

"Jangan marah, aku nyuruh kamu buat baca itu buat kebaikan kamu juga. Bentar lagi kamu tau sendiri kita bakal ngadepin ujian nasional."

Shelyn memutar bola matanya malas, "iya!"

Adhwi terkekeh melihat respon Shelyn yang terlihat menggemaskan itu. "Aku pengen jadi game programmer, itu mimpi aku dari dulu." ucap Adhwi membuat Shelyn berhenti membolak balik halaman buku dan memfokuskan kedua matanya ke arah Adhwi.

"Game programmer itukan orang yang memprogram atau buat sebuah games 'kan?"

Adhwi mengangguk, "kamu tau?"

"Jadi itu mimpi kamu?" tanya Shelyn tak percaya.

Adhwi tersenyum, "iya, itu mimpi aku dari kecil, kamu juga tau gimana sukanya aku main games dan buat bisa ngewujutin mimpi itu aku harus lulus dengan nilai tinggi biar bisa masuk universitas di Jerman."

Shelyn tertegung dengan ucapan Adhwi. "Ja-jadi kamu mau kuliah di luar negri?"

Adhwi mengangguk, "gak papakan?"

Shelyn tak menjawab, ia memutuskan kontak mata dengan Adhwi dan menunduk. Ia tak tahu harus menjawab apa. Ini terlalu tiba-tiba untuk Shelyn. Ia tahu itu mimpi Adhwi, tapi jika Adhwi harus pergi demi mimpi itu Shelyn tak mudah untuk melepaskan Adhwi pergi. Apalagi ia tahu Adhwi bukan pergi satu bulan atau dua bulan tapi beberapa tahun.

Adhwi mendesah berat, respon seperti inilah yang Adhwi takuti jika ia mengataka keinginannya itu. Ia tahu ini berat bagi Shelyn tapi mau bagaimana lagi Adhwi harus tetap pergi karena itu adalah mimpinya sedari dulu.

Adhwi meraih tangan Shelyn dan menggenggamnya dengan erat. "Aku tau ini berat tapi aku mohon sama kamu, izinin aku kejar mimpi aku. Aku juga merasa berat karena harus jauh dari kamu tapi mau bagaimana lagi itu mimpi aku dari kecil dan aku gak bisa ngelepasin mimpi itu."

Shelyn mendesah berat lalu mendongkak, ia menatap kedua mata Adhwi dengan sedikit ragu. "Aku gak akan ngehalangi mimpi kamu, kamu bebas mau ngejar mimpi kamu itu. Tapi kamu harus janji, kamu gak akan ninggalin aku."

Adhwi tersenyum lalu mengangguk. "Makasih sayang, aku janji, aku gak akan pernah ninggalin kamu." ucapnya dengan tangan terulur mengacak puncak kepala Shelyn.

SHELYNA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang