"Terdiam dalam rasa ingin memiliki itu sakit. Namun, lebih sakit lagi jika rasa itu tak pernah terucap. Katakanlah! Biar takdir yang menjawab."
Astera Delicia Putri
***
Setelah menghabiskan setengah jam istirahat di rooftop dengan berdiam diri. Abi keluar dengan earphone terpasan di telinganya. Ia berjalan di koridor dengan kedua tangan ia masukan kedalam saku celana abu-abunya. Namun, seseorang tiba-tiba menubruk bahunya dari belakang membuat ia sedikit terhuyun kedepan.
Abi melepas earphone-nya lalu menatap cewek yang menubruk bahunya itu dengan bingung. "Lo kenapa?" tanya Abi saat melihat raut khawatiran di wajah Tera, cewek yang menubruknya itu.
"Tolongin gue," mohon Tera.
Sebelah alis Abi terangkat, "tolongin apaan?"
"Dia liat ini!" tunjuk Tera sambil membuka album yang berisi poto candid yang selalu diam-diam ia ambil itu.
"Siapa?" tanya Abi bingung.
"Gue!" Abi dan Tera menengok menatap orang yang tadi menyahuti ucapan Abi.
Tera membulatkan mata melihat cowok yang kini tengah berjalan ke arahnya itu. Sedangkan Abi ia mengangguk kecil, sekarang ia mengerti tentang apa yang terjadi.
Abi menepuk pundak Tera dua kali, "lo gak bisa mundur lagi Ra, apa salahnya lo ungkapin!" ucapnya sebelum akhirnya memilih pergi meningalkan Tera dan Rega berdua di koridor yang sepi itu.
Setelah Abi pergi Tera hanya bisa menunduk sambil merutuki kebodohannya yang bisa-bisanya ia meninggalkan album itu di belakang sekolah. Sedangkan Rega ia hanya berdiri dengan kedua tangan ia masukan kedalam saku celananya.
"Maksud lo apa motoin gue diem-diem kayak gitu?" tanya Rega dengan santai. "Lo ngefans sama gue?"
Tak ada jawaban dari cewek yang masih menunduk sambil memeluk album foto berisikan foto candid Rega itu. Membuat Raga mendecak kesal karena pertanyaannya tak direspon sedikitpun oleh cewek itu.
Rega menarik album itu dengan paksa membuat Tera tersentak kaget karena Rega mengambilnya dengan tiba-tiba.
"Jawab! Maksudnya apa ini?" tanyanya sambil melihat-lihat isi album itu.Rega mengeleng kecil melihat foto dirinya itu. Ia tak habis pikir ada cewek seniat ini untuk mengumpulkan fotonya. Bahkan salah satu foto dari isi album itu ada yang di ambil saat ia masih kelas sepuluh dan sebelas.
"Lo beneran ngefans sama gue ya? Bahkan foto saat gue masih kelas sepuluh sama kelas sebelas juga ada disini. Ck...niat banget lo ngumpulin ini." Rega menutup kembali album itu dan beralih menatap Tera. "Sejak kapan lo mulai ngefans sama gue?"
Tera terlihat menarik nafas sebelum akhirnya ia mendongkak dan menatap Rega tepat di kedua matanya. Seperti yang tadi Abi katakan ia tak bisa mundur lagi.
"Gue suka sama lo!" ucap Tera membuat Rega menaikan sebelah alisnya sebagai respon.
"Gue tau lo gak mungkin ngeririk gue, tapi gue bosan mendam rasa suka gue selama ini. Gue tau mungkin sekarang lo mau ketawa karena gue berani-beraninya ngungkapin ini sedangkan lo gak mungkin suka sedikitpun sama gue. Gue tau, jadi silahkan kalau lo mau ketawain gue." Tera menarik napas lalu menghembuskannya. Ia menarik album foto itu dari tangan Rega dan berbalik untuk pergi namun sebuah tangan menahannya.
"Kata siapa gue gak suka sama lo?" ucapan itu membuat Tera berbalik menghadap Rega kembali. Ia menatap Rega yang tengah tersenyum ke arahnya dengan bingung.
"Mulai sekarang lo pacar gue!" ucap Rega yang terdengar seperti sebuah perintah di telinga Tera.
Tera mendesah berat, "gue gak mau, walaupun gue suka sama lo tapi gue gak mau jadi salah satu koleksi cewek lo."

KAMU SEDANG MEMBACA
SHELYNA [End]
Teen FictionKita pernah saling mencintai begitu dalam. Sampai aku lupa bagaimana untuk berhenti. Kita pernah saling mendekap dalam pelukan. Sampai aku tak ingin untuk melepaskan. Aku dan kamu begitu menikmati rasa itu. Namun, kita melupakan satu hal. Dia yang b...