"Semua mimpi itu menjadi nyata saat tiba-tiba kamu datang dan menyatakan cinta."
Shelyna Darra
***
Shelyn berjalan di sepanjang koridor dengan tersenyum mereka. Tadi Adhwi mengirimnya pesan yang menyuruhnya untuk segera menghampirinya. Dengan senang hati Shelyn mengiyakan. Hingga kini langkahnya membawanya kedepan pintu sebuah ruangngan.
Shelyn menggenggam ponsel di tangannya dengan sangat erat, entah mengapa ia merasa gugup untuk masuk kedalam ruangan itu. Seyup-seyup dentingan tut piano perlahan terdengar dari dalam ruangan. Shelyn menghirup udara sebanyak-banyaknya lalu menghembuskannya secara perlahan. Ia membuka pintu ruangan musik itu dan tersenyum saat melihat Adhwi tengah tersenyum ke arahnya sambil memainkan piano.
Disuatu hari tanpa sengaja kita bertemu.
Aku yang pernah terluka kembali mengenal cinta.
Hati ini kembali temukan senyum yang hilang.
Semua itu karena dia.
Oh Tuhan kucinta dia. Ku sayang dia. Rindu dia. Inginkan dia
Utuhkanlah rasa cinta di hati ku.
Hanya padanya.
Untuk dia.
Shelyn menatap Adhwi dengan tersenyum, hantinya terenyuh mendengar setiap bait lagu yang Adhwi nyanyikan. Suara Adhwi seolah menghipnotis tubuh Shelyn untuk tetap diam. Kedua matanya tak lepas dari wajah tampan Adhwi yang dengan cool-nya bernyanyi sambil bermain piano.
Begitupun dengan Adhwi, ia bernyanyi dengan penuh penghayatan. Kedua matanya menatap Shelyn dengan lembut. Senyum diwajahnya tak pernah memudar sedikitpun.
Jauh waktu berjalan kita lalui bersama.
Betapa di setiap hari.
Ku jatuh cinta padanya.
Dicintai oleh dia ku merasa sempurna.
Semua itu karena dia.
Oh Tuhan kucinta dia. Ku sayang dia. Rindu dia. Inginkan dia.
Utuhkanlah rasa cinta di hatiku.
Hanya padanya untuk dia.
Adhwi menatap Shelyn seolah menyuruh Shelyn untuk mendekat. Lalu, Shelyn pun mengangguk, ia berjalan menghampiri Adhwi dengan jantung yang berdetak dengan cepat. Desiran aneh diam-diam menyelusup kedalam relung hatinya.
Belum lagi Adhwi yang menatapnya begitu dalam membuat pipi Shelyn memanas. Ingin sekali Shelyn pergi dari sana agar Adhwi tidak melihat rona merah di wajahnya. Namun, tubuhnya seolah membeku, menyuruhnya untuk tetap diam disana.
Oh Tuhan. Ku cinta dia. Ku sayang dia. Rindu dia. Inginkan dia.
Utuhkanlah rasa cinta dihatiku.
Hanya padanya.
Untuk dia.
Hanya padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELYNA [End]
أدب المراهقينKita pernah saling mencintai begitu dalam. Sampai aku lupa bagaimana untuk berhenti. Kita pernah saling mendekap dalam pelukan. Sampai aku tak ingin untuk melepaskan. Aku dan kamu begitu menikmati rasa itu. Namun, kita melupakan satu hal. Dia yang b...