"Ada saatnya seseorang membutuhkan waktu sendiri. Dan sekarang mungkin itu yang kamu butuhkan."
Shelyna Darra
***
Setelah mengantar Killa pulang, Adhwi menghempaskan tubuh lelahnya ke atas ranjang. Ia melirik jam di atas nakas sudah menunjukan pukul 11 malam. Gemuruh hujan pun masih terdengar di luar. Adhwi merogoh ponselnya dan betapa terkejutnya ia melihat banyak notifikasi chat dan berpuluh-puluh pangilan tak terjawab dari Shelyn.
Adhwi semakin merasa bersalah. Seharusnya malam ini ia pergi ke rumah Shelyn seperti yang dijanjikannya tapi karena kedatangan tiba-tiba Killa ia melupakan janjinya itu. Adhwi membaca semua chat dari Shelyn yang mengkhawatirkannya dengan perasaan bersalah yang semakin bertumpuk. Ia mencoba menghubungi Shelyn tapi Shelyn tak kunjung mengangkatnya dan Adhwi yakin Shelyn sudah terlelap.
Adhwi mendesah berat lalu mengetik sebuah pesan untuk Shelyn.
Shelyna Darra
Maaf sayang tadi aku ketiduran! Aku janji lain kali aku gak akan ketiduran lagi. Sekali lagi maaf ya?
Yaudah kamu tidur yang nyenyak ya, aku juga mau tidur lagi! Happy nice dream, see you my dear😘
Adhwi terpaksa berbohong karena ia tak mungkin berkata jujur pada Shelyn. Semoga saja Shelyn tak marah kepadanya. Ya semoga saja!
***
Shelyn membuka pintu rumahnya dan betapa terkejutnya ia saat sebuket bunga mawar putih terulur di depan wajahnya. Ia menurunkan bunga mawar itu untuk melihat siapa yang dengan romantisnya memberikannya bunga di pagi hari ini.
Senyum Shelyn terukir saat melihat siapa yang memberikan bunga itu. "Buat aku?" tanya Shelyn.
Adhwi tersenyum ketika melihat Shelyn tersenyum. Kekhawatirannya tentang Shelyn yang marah padanya hilang sudah saat melihat senyuman indah terukir di wajah pacarnya itu.
"Ya buat kamu!" Adhwi memberikan bunga itu dengan senyum yang tak luput dari wajahnya. "Maaf karena kemarin aku gak nepatin janji buat kesini."
Shelyn menganghuk lalu menghirup bunga mawar itu dengan tersenyum cerah. "Gak papa, tapi lain kali jangan kayak gitu lagi ya!"
"Siap komandan!" sahut Adhwi sambil menghormat, Shelyn terkekeh geli melihatnya.
Setelah berpamita kepada bundanya Shelyn. Adhwi dan Shelyn pun berangkat sekolah, seperti biasanya selama perjalanan mereka asik tertawa karena lelucon yang mereka ciptakan sendiri.
Hingga tak terasa mereka telah sampai di parkiran sekolah. Adhwi membukakan pintu untuk Shelyn sambil tersenyum dan Shelyn pun balas tersenyum. Tak sedikit dari para murid yang kebetulan melihat keromantisan sepasang kekasih itu menatap iri ke arah mereka.
Keduanya berjalan melewati koridor dengan tangan yang saling menggenggam, seolah-olah menunjukan kepada seluruh murid yang melihatnya bahwa mereka saling memiliki satu sama lain. Barulah genggaman tangan itu terlepas ketika mereka telah sampai di depan pintu kelas Shelyn.
"Nanti kita makan bareng dikantin ya," pinta Adhwi.
Shelyn mengangguk mengiyakan.
"Yaudah aku ke kelas dulu, belajar yang rajin biar nanti lulus."
"Iya kamu juga."
Adhwi mengangguk, tangannya terulur mengacak puncak kepala Shelyn dengan sayang.
"Aku ke kelas dulu." pamit Adhwi lalu melenggang pergi meninggalkan Shelyn yang tersenyum mengembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELYNA [End]
Novela JuvenilKita pernah saling mencintai begitu dalam. Sampai aku lupa bagaimana untuk berhenti. Kita pernah saling mendekap dalam pelukan. Sampai aku tak ingin untuk melepaskan. Aku dan kamu begitu menikmati rasa itu. Namun, kita melupakan satu hal. Dia yang b...