Follow me (Atinrohayati)
Sorry for typo. Happy Reading!!!
.
.
.Aku tak pernah menyangka jika kepergianku adalah pergi dalam arti yang sebenarnya.
Adhwi Alfahwi
***
Satu jam sebelumnya...
Adhwi memandangi kamarnya yang akan ditinggalkannya selama beberapa tahun kedepan. Semua sahabatnya sudah pulang dari 15 menit yang lalu, hanya tinggal dirinya disana. Bahkan sekarang cowok berparas tampan itu sudah siap untuk pergi ke bandara.
"Kamu udah siap Ad?" tanya Resa yang baru saja membuka pintu kamar adiknya itu.
Adhwi mengangguk, "udah."
Resa menghela napas berat, lalu melangkah mendekati adiknya. "Gak kerasa ya Adh! kamu udah besar aja! Udah mau kuliah di luar negri lagi. Padahal dulu kamu cuma anak manja yang tiap harinya minta di temani tidur sama kakak, tapi liat sekarang, kamu udah jadi cowok tampan kayak gini aja."
Adhwi tersenyum kecil mendengar penuturan kakaknya.
"Jaga diri baik-baik ya disana." pintah Resa.
Adhwi mengangguk, "pasti, kakak tenang aja."
Resa tersenyum lalu memeluk adiknya, "kakak sayang kamu Adh!"
Adhwi membalas pelukan kakaknya lalu tersenyum, "aku juga."
"Yaudah ayo, takxi yang kamu pesen udah ada di bawah." ajak Resa.
Merekapun keluar dari kamar Adhwi, berjalan menuruni tangga menuju pintu. Adhwi tersenyum kecil saat melihat keponakannya tengah menangis di pelukan sang ayah. Ia sebenarnya tak tega melihat keponakan yang ia sayang itu menangis karena ia akan pergi. Namun, bagaimanapun ia harus pergi untuk mengejar mimpinya.
Adhwi menghampiri keponakan kecilnya itu lalu dengan sayang ia mengusap lembut pungung Lina.
"Lina!" pangil Adhwi pada keponakannya. "Jangan nangis lagi dong. Om Adhwi pergikan mau ngejar mimpi om biar nanti om jadi orang sukses. Om Adhwi juga pasti pulang kok buat ketemu Lina, nanti kalau om pulang om janji deh mau bawain coklat kesukaan Lina." bujuknya.
"Om Adhwi jahat hiks! Om Adhwi mau ninggalin Lina. Kalau Om Adhwi gak ada siapa yang mau main sama Lina. Siapa yang mau jadi kuda-kuda Lina."
"Om Adhwi pergi karena dia mau kejar mimpinya disana sayang. Kamu gak boleh gini dong, harusnya kamu semangati om Adhwi biar dia cepet sukses dan pulang biar bisa main lagi sama kamu." Aldo berusaha memberi pengertian pada anak sulungnya itu.
"Tapi Lina gak mau Om Adhwi pergi, Lina gak mau!" teriak Lina.
Resa berjalan menghampiri anaknya lalu mengusap puncak kepala anaknya itu dengan sayang.
"Lina dengerin mama!" pintanya sambil menatap anaknya dengan lembut. "Mama pernahkan tanya sama kamu. Kamu mau jadi apa kalau udah besar? Kamu jawab apa?"
"A..aku mau jadi dokter!" lirihnya.
Resa tersenyum lalu menganggukan kepala sekali. "Dan mama bilang apa kalau kamu mau jadi dokter?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELYNA [End]
Teen FictionKita pernah saling mencintai begitu dalam. Sampai aku lupa bagaimana untuk berhenti. Kita pernah saling mendekap dalam pelukan. Sampai aku tak ingin untuk melepaskan. Aku dan kamu begitu menikmati rasa itu. Namun, kita melupakan satu hal. Dia yang b...