"Hal yang paling menakutkan dalam hidupku adalah harus kehilangan mu dan hidup tanpamu."
Adhwi Alfahwi
***
Sang surya belum menampakan diri saat Abi keluar rumah untuk melaksanakan aktifitas yang biasa di lakukannya di hari minggu. Ia berlari kecil menyusuri komplek perumahannya menuju taman yang tak jauh dari rumahnya itu.
Tak banyak orang yang melakukan olahraga pagi di tamam, membuat Abi lebih leluasa untuk melakukan aktifitas olahraga paginya itu. Abi berhenti berlari untuk memasangkan earphone di telingannya dan memakaikan tudung sweeternya. Setelah itu ia kembali berlari memutari taman komplek yang lumayan luas itu.
Abi memang sering melakukan olah raga di hari minggu. Entah itu hanya berlari ataupun bersepeda. Dulu ia sering melakukannya dengan Shelyn namun semenjak Shelyn berpacaran dan ia memutuskan menjauhinya. Abi melakukan olahraga pagi di hari minggu itu sendirian.
Bertanya tentang hati Abi! Abi tak bisa memungkiri jika selama ia menjauhi Shelyn ia begitu merindukannya. Namun, mau bagaimana lagi ia tak bisa seperti dulu lagi jika hatinya masing mengiginkan Shelyn
Sebenarnya dari kemarin siang Abi terus saja memikirkan ucapan Zean tentang Adhwi yang menjadikan Shelyn bahan taruhan tapi ia tak bisa apa karena jika ia menceritakannya pada Shelynpun itu percuma. Shelyn tak akan mempercayainya karena sekarang ia lebih percaya pada cowok berengsek itu.
Abi berhenti berlari lalu melepas earphone dan tudung sweeter yang menutupi kepalanya. Ia berjalan menuju warung yang menjual air minum dan membelinya. Dalam dua kali teguk air di dalam botol itu habis Abi minum. Ia meremas botol itu lalu melemparnya kedalam tong sampah.
Ia melirik jam dipergelangan tangan kirinya, pukul 7. Tak terasa ia sudah berada di taman itu lebih dari satu jam. Akhirnya Abi pun memutuskan menyudahi acara lari paginya dan pulang.
"Bi liat itu motor kamu, belum kamu cuci juga dari kemarin." omelan Sandra menyambut Abi saat ia baru masuk gerbang rumahnya.
"Iya nanti ma Abi mau mandi dulu." jawab Abi santain.
Sandra bertolak pinggang. "Sekarang!" pintahnya.
Abi mendecak, "nanti aja ma!"
"Sekarang Abi! Atau enggak nanti mama potong uang jajan kamu." ancam Sandra.
Abi memutar bola mata malas, "potong aja!" jawab Abi santai.
"ABI!" pekik Sandra murka. Dengan kesal ia menyemprotkan air selang yang tadi ia pakai untuk menyiram tanaman itu pada anaknya.
"Ma...mama apaan sih!" ucap Abi tak terima sambil berusaha menghindari serangan mamanya itu.
"Cuci sekarang atau mama akan potong uang jajan kamu sama gak bolehin kamu bawa motor lagi." decak Sandra akhirnya membuat Abi mendesah berat dan mau tak mau mengiakan perintah mamanya itu.
***
Abi bertolak pinggang sambil tersenyum merekah melihat motornya yang sudah bersih mengkilap. Akhirnya setelah dengan malas-malasan ia mencuci motornya itu sekarang ia selesai juga membersihkannya.
"Abi!" pangilan itu membuat Abi menengok ke arah asal suara.
Belum juga ia sadar dari keterkejutannya saat melihat seseorang yang memangilnya itu. Abi ditambah terkejut lagi ketika orang itu berlarian dan memeluknya. Bahkan ia tak mempedulikan sweeter abi yang basah. Abi bingung saat orang yang memeluknya itu tiba-tiba menangis tersedu-sedu dipelukannya.
"Abi! Adhwi jahat!" lirih Shelyn disela isaknya.
Ya! Orang yang memeluk Abi kini adalah Shelyn orang yang selama ini Abi jauhi. Abi melepaskan pelukannya lalu menatap kedua mata Shelyn, meminta penjelasan. Namun, Shelyn tetap saja diam dengan air mata yang tak berhenti keluar. Membuat Abi semakin bingung dan bertanya-tanya tentang apa yang terjadi kepada Shelyn.
Atau mungkinkah Shelyn sudah tahu tentang taruhan itu?
Abi menarik Shelyn ke dalam rumahnya. Sandra yang asik menonton tv pun kaget ketika melihat Shelyn menangis. Ia bangkit dan menghampiri sambil bertanya. "Kamu kenapa Lyn?"
"Tante!" Shelyn menghambur ke dalam pelukan Sandra. Dengan sayang Sandra mengelus rambut Shelyn. Ia menatap Abi meminta penjelasan namun abi mengendikan bahu tak tahu.
"Abi mandi dulu. Mama coba tenangin dulu Shelyn ya." ucap Abi lalu dengan langkah lebar ia berjalan menuju kamarnya.
Karena Shelyn yang tak kunjung berhenti menangis. Sandra pun menuntun Shelyn untuk duduk di sofa. Sudah beberapa kali Sandra bertanya namun Shelyn hanya diam sambil menangis. Sandra sampai bingung harus berbuat apa melihat Shelyn yang terus saja menangis.
"Kamu kenapa sayang? Cerita sama tante hmm!" Sandra kembali bertanya sambil terus mengusap rambut Shelyn dengan sayang.
"Pac..har aku hiks...jahat!" lirih Shelyn.
Sandra menyerngit, "emang dia ngapain kamu?"
"Dia...jadiin hiks...aku bahan taruhan.."
Kedua mata Sandra membelalak tak percaya. Ia melepas pelukannya dan menatap Shelyn, "kamu yakin?"
Shelyn mengangguk, lalu dengan cepat Sandra memeluk Shelyn kembali. "Yang sabar ya sayang, tante tau ini berat banget buat kamu. Tapi saran tante lebih baik kamu putusin dia. Cowok yang suka mainin hati cewek kayak dia gak pantes kamu cintai."
"Tapi Shelyn cinta dia hiks..."
Sandra melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata di pipi Shelyn. "Dengerin tante! Tante gak nyalahin kamu karena kamu mencintai dia, tapi kamu juga tau kan dia itu cuma jadiin kamu bahan taruhan. Jadi buat apa kamu mencintai dia jika dia hanya ingin mainin hati kamu. Lebih baik kamu lupain dia sekarang. Cowok kayak gitu gak pantes dicintai."
Shelyn hanya diam sebelum ia kembali memeluk Sandra, "Shelyn butuh waktu buat mikirin itu tan!" Sandra mengangguk mengerti lalu membiarkan kembali Shelyn menangis di pelukannya.
Abi yang sedari tadi berdiri tak jauh dan melihat bagaimana kerapuhan Shelyn. Hanya bisa mengepalkan tangan dengan kuat, emosinya memuncak. Dia benci melihat Shelyn menangis dan ia sangat benci pada orang yang membuat Shelyn menangis itu. Lihat saja apa yang akan Abi lakukan padanya nanti.
***
Matahari yang mulai tengelam menyisakan semburat orange di langit yang terlihat sangat cerah. Namun, tak secerah wajah Adhwi saat ini. Ia duduk disamping pintu mobil dengan wajah yang terlihat sangat kusut. Untuk kesekian kalinya ia mendesah berat.
Kesalahannya kali ini sangat patal. Seharusnya ia memberitahu tentang itu lebih dahulu pada Shelyn. Menjelaskan semua yang terjadi agar tidak ada kesalahpahaman seperti saat ini. Namun, semuanya sudah terlambat, Adhwi hanya bisa berharap Shelyn akan memaafkannya dan tak akan meninggalkannya.
Adhwi menatap ponselnya di tangannya dengan penuh harap. Sudah berpuluh-puluh kali ia mencoba menghubungi Shelyn namun hanya suara oprator yang selalu menyahutinya. Pesan-pesan yang ia kirimpun tak ada satupun yang Shelyn baca. Ini adalah kali kedua Adhwi hancur karena cewek tapi kali ini Adhwi benar-benar hancur. Semuanya terjadi karena kesalahannya sendiri.
Dengan marah Adhwi membentur-benturkan kepalannya pada badan mobil. Tak terasa sebulir air mata jatuh dari kedua pelupuk matanya. Sekarang Adhwi benar-benar takut jika ia harus kehilangan Shelyn. Shelyn terlalu berharga bagi hidup Adhwi. Bagaimana jadinya jika Shelyn nmmemilih pergi darinya, Adhwi tidak tahu bagaimana nasib kehidupannya nanti.
"Gue mohon jangan tinggalin gue." lirih Adhwi serat akan ketakutan.
-------------------------------------------------
See you
Atin Rohayati :*
![](https://img.wattpad.com/cover/118373065-288-k348474.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELYNA [End]
Fiksi RemajaKita pernah saling mencintai begitu dalam. Sampai aku lupa bagaimana untuk berhenti. Kita pernah saling mendekap dalam pelukan. Sampai aku tak ingin untuk melepaskan. Aku dan kamu begitu menikmati rasa itu. Namun, kita melupakan satu hal. Dia yang b...