"Rasa sakit mengajarkanku bahwa tak selamanya cinta selalu berakhir bahagia."
Sella Alfira
***
Adhwi mendengarkan cerita Diga tentang Killa yang tiba-tiba datang mencarinya dengan seksama. Dari cerita Diga, Killa seharusnya bertemu dengannya karena Diga telah memberitahu dia dimana tadi siang. Tapi dari tadi siang ia tak pernah bertemu Killa. Bukannya Adhwi berharap bisa bertemu dengan Killa tapi aneh saja jika dia mencarinya tapi ia tak menemuinya.
"Tapi dia gak nemuin gue kok." ucap Adhwi dengan bingung.
"Ya gak taulah yang jelas tadi gue udah ngasih tau dia kalau lo lagi di Cafe Mawar."
"Mungkin dia gak jadi nemuin lo karena liat lo lagi sama cewek." tebak Sefan yang langsung dianguki Diga.
"Nah bener tuh kata si Sefan."
Adhwi terdiam berpikir. Mungkin yang dikatakan Sefan benar. Killa tak jadi menemuinya karena ada Shelyn disana. Tapi apakah mungkin seperti itu?
"Adh lo akan tetep sama si Shelyn 'kan walaupun si Killa kembali nemuin lo?" tanya Sefan.
Adhwi tersenyum kecil sambil mengangguk. "Gue akan tetep sama Shelyn karena sekarang dia yang gue cinta sedangkan Killa dia cuma masalalu gue yang seharusnya gue lupain." jawab Adhwi pasti. "Tapi sebelum gue bener-bener lupain dia. Gue mau tanya dulu satu hal sama dia kalau seandainya dia beneran nemuin gue."
"Gue dukung lo Adh! Lo berhak tau alasan dia ninggalin lo dulu dan setelah itu lo bisa bahagia sama Shelyn tanpa bayang-bayang masalalu."
Adhwi mengangguk, "thanks Fan atas dukungan lo."
Sefan tersenyum lalu mengangguk. Sedangkan si penyuka ayam goreng itu hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
***
Suasana pagi ini terasa sangat canggung. Shelyn yang hanya duduk sambil menyibukan diri pada ponsel padahal yang ia lakukan hanya mengeser-geser layar menu. Sella yang sibuk dengan novelnya padahal hanya ingin menutupi rasa canggungnya. Abi yang hanya bisa menghela napas lagi dan lagi atas kecanggungan yang sekarang menyelimuti mereka. Dan Zean yang hanya bisa diam sambil memerhatikan ketiga sahabatnya yang menjadi saling canggung itu.
Kejadian kemarin memang menimbulkan efek yang luar biasa untuk hari ini. Bahkan Zean sudah tak tahan lagi dengan sikap mereka yang seperti ini. Seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa padahal sikap mereka menunjukan jika diantara mereka ada apa-apa. Zean tahu masalah Abi dan Sella kenapa mereka menjadi begini. Tapi tentang masalah Shelyn yang juga tiba-tiba menjadi pendiam mendadak ia tak tahu menahu tapi Zean yakin ini ada kaitannya dengan teman sembangkunya itu.
Brakk...
Zean berdiri sambil menggebrak meja. Membuat ia menjadi sorotan para penghuni kelas termasuk Shelyn, Sella, dan Abi. Kedua mata Zean menatap lurus dengan datar.
"Lo, Lo, dan Lo!" ucap Zean dengan mata bergulir menatap Sella, Shelyn, dan Abi dengan tajam. "Ikut gue!" suruhnya lalu berjalan keluar kelas. Mereka bertiga pun menghela napas bersamaan dan berjalan mengikuti Zean.
"Si Zean kenapa? Tumben kayak gitu? Kerasukan kali ya." heran Ardi.
"Kayaknya iya! Gak biasanya dia kayak gitu." sahut Dika.
Dan setelah itu mereka pun kembali melanjutkan aktivitas mereka yang tadi sempat terhenti. Sedangkan disisi lain Zean membawa ketiga sahabatnya itu ke rooftop sekolah tempat yang cocok untuk menyelesaikan masalah karena disana tak akan ada seorangpun yang mendengarkan pembicaraan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELYNA [End]
Fiksi RemajaKita pernah saling mencintai begitu dalam. Sampai aku lupa bagaimana untuk berhenti. Kita pernah saling mendekap dalam pelukan. Sampai aku tak ingin untuk melepaskan. Aku dan kamu begitu menikmati rasa itu. Namun, kita melupakan satu hal. Dia yang b...