16-Pinkie Pie!

2.6K 157 10
                                    

"Cinta itu gila! Bisa buat gue senyum-senyum sendiri hanya dengan menatap layar ponsel."

Shelyna Darra

***

Setiap orang pasti pernah merasakan indahnya jatuh cinta. Bagaimana hati bisa berdesir hebat karena sebuah kata. Bahkan bisa merasakan bagaimana debaran jantung menyerangnya saat berdekatan dengan orang yang dicintainya.

Cinta itu hebat! Cinta itu menakjubkan! Cinta itu adalah kesempurnaan. Namun, cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas karena cinta hanya bisa dirasakan dan setiap orang berbeda dalam mengekspresikannya.

Tapi cinta tidak hanya memberikan kebahagiaan terkadang cinta juga memberikan luka. Luka tanpa darah tapi lebih menyiksa. Dan setiap orang yang mencintai harus bisa menerima konsekuensinya itu jika suatu hari ia diharuskan terluka karena mencintai.

Untuk saat ini Shelyn tak memikirkan konsekuensi mencintai itu. Shelyn terlalu bahagia sehingga untuk saat ini ia melupakan konsekuensi itu. Adhwi terlalu membutakan hati Shelyn, dan sekarang dihatinya hanya ada Adhwi, Adhwi, dan Adhwi.

Shelyn memeluk boneka Pinkie Pie pemberian Adhwi malam itu dengan erat. Ia begitu menyayangi boneka itu seperti menyayangi Adhwi, sang pemberinya. Setiap malam ia tidur dengan memeluk boneka itu. Hidupnya terlalu sempurna dengan hadirnya Adhwi.

Shelyn menatap ponselnya yang berbunyi lalu melihat sebuah notifikasi yang menandakan jika seseorang mengikuti akun instagramnya. Jika dipikir-pikir ia sudah lama tidak memposting poto di instagram, lalu senyumannya mengembang ia mengutik ponselnya dan setelah itu ia senyum-senyum sendiri melihat postingannya.

***

Malam ini Adhwi sedang berkumpul dengan kelima sahabatnya. Walaupun mereka masing-masing mempunyai pasangam tapi tak ada satupun dari mereka yang membawa pasangannya. Itu karena mereka berkumpul di rumah Rega.

Adhwi dan Deki sedang asik bermain ps. Sedangkan Dave sibuk bertukar chat dengan para gadisnya di sofa. Diga, dia sedang asik mengemil keripik singkong sambil memerhatikan layar ponselnya yang menampilkan sebuah vidio yang tak senonoh. Sefan, sibuk membongkar lensa kamera DSLR-nya. Dan Rega, dia ikut memerhatikan layar televisi di samping Adhwi sambil meminum minuman soda.

"Anjing gak kuat gue!" pekik Diga sambil melempar ponselnya.

"Suruh siapa nonton kayak gituan, otak lo yang kotor makin kotor aja, ogeb!" sahut Sefan.

"Ya gampang kalau kotor tinggal beli aja sabun 'kan beres!"

"Emang dasarnya dia gak punya otak yang gitu Fan! Sabar aja punya temen kayak si ogeb ini." cibir Rega.

"Sayangnya gue gak ngakuin dia temen gue." celetuk Sefan.

"Bangsatlah Fan!" umpat Diga sambil kembali mengambil ponselnya.

Ya! Seperti itulah mereka saling mencibir, mencaci, menghina. Namun, persahabatan mereka yang sudah terjalin hampir tiga tahun ini sudah membuat mereka hapal akan karakter masing masing. Makanya mereka tak marah jika satu diantaranya mengatainya dengan kata-kata kasar karena bagi mereka itu sudah biasa.

"Kampret kalah lagi gue!" runtuk Deki.

Adhwi tersenyum penuh kemenangan karena sudah mengalahkan Deki 5 kali berturut-turut.

SHELYNA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang