"Gue berharap apa yang gue pilih itu yang terbaik."
Farrabi Kenzo
***
"ABI!!!"
"ABI!!!"
"WHERE ARE YOU?"
"I'M COMING!!"
Sore ini Shelyn berkunjung ke rumah sahabat tampannya itu. Ia masuk ke rumah Abi dengan sangat antusias, sakin antusianya ia sampai berteriak-teriak seperti mencari orang hilang di tengah hutan.
"ABI LO DIMANA?"
"Berisik anjing!" kesal Abi yang keluar dari balik kamarnya dengan satu tangan menutupi telinganya.
"YA ALLAH ABI JANGAN NGOMONG KASAR. KARENA SESUNGGUHNYA ALLAH MELARANG HAMBANYA BERBICARA KA--"
"Berisik!" decak Abi sambil membekap mulut Shelyn.
Shelyn tersenyum dalam bekapan Abi, akhirnya ia bisa membuat sahabatnya itu kesal. Setelah ia bosan melihat Abi seharian ini hanya diam di kelas sambil sesekali menghela napas berat.
Abi melepaskan bekapannya dan berjalan kembali ke kamarnya tanpa menutup pintu. Shelyn berjalan mengikuti Abi masuk ke kamarnya sambil menyerngit bingung.
"Lo kenapa sih Bi? Gak biasanya lo begini?"
Abi merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil menghembuskan napas. "Gue mau dijodohin." lirihnya.
Mulut Shelyn membuka sempurna dengan mata membelalak. Ucapan Abi barusan seperti bom yang meledak, sungguh mengejutkan bagi Shelyn.
"L--lo s--serius?"
"Hmmm," gumam Abi sambil menutup matanya.
Shelyn duduk disamping Abi yang berbaring. Ia menatap wajah Abi dengan tak percaya.
"Sama siapa?"
"Gak tau, rencananya malam ini keluarga gue mau ketemu sama keluarga cewek itu."
"Yah lo!" pekik Shelyn sambil memukul dahi Abi dengan keras.
"Aishh lo apaan sih!" decak Abi sambil mengubah posisinya menjadi terduduk dengan satu tangan memegangi dahinya yang sakit.
"Kenapa lo malah santai-santai kayak gini? Bukannya siap-siap," Shelyn turun dari ranjang Abi lalu membuka lemari Abi.
"Lo udah punya baju buat di pake nanti malemkan?" tanya Shelyn sambil memilih-milih baju Abi yang tergantung di dalam lemari.
Abi menghela napas, lalu beranjak menghampiri Shelyn dan menarik Shelyn kedalam pelukannya. Shelyn membelalak lalu berusaha melepaskan pelukan Abi dari tubuhnya. Namun, Abi tak melepaskan pelukan itu dan malah semakin mengeratkan pelukannya.
"Bi lo apaan sih?"
"Diem, biarin gue peluk lo sebentar!" lirih Abi dengan kedua mata tertutup rapat.
Shelyn diam dengan bingung. Sedangkan Abi sibuk dengan pemikirannya tentang apa yang akan terjadi setelah perjodohan itu. Apakah ia bisa membuka hatinya untuk orang lain? Entahlah untuk saat ini Abi tidak tau. Namun, untuk sekarang biarkan lah ia memeluk tubuh orang yang dicintainya, walaupun ia tak mungkin memilikinya atau mungkin tak bisa memeluknya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELYNA [End]
Teen FictionKita pernah saling mencintai begitu dalam. Sampai aku lupa bagaimana untuk berhenti. Kita pernah saling mendekap dalam pelukan. Sampai aku tak ingin untuk melepaskan. Aku dan kamu begitu menikmati rasa itu. Namun, kita melupakan satu hal. Dia yang b...