24- Kejujuran Hati

2.1K 112 3
                                    

"Cinta sepihak itu menyakitkan tapi lebih menyakitkan lagi jika cinta itu tak pernah diungkapkan."

Farrabi Kenzo

***

Langit begitu indah dengan taburan bintang yang berkerlap-kerlip menghiasi di tambah lagi bulan yang memancarkan cahaya benderang. Membuat Shelyn yang berjalan bersisian dengan Abi tersenyum-senyum sendiri sambil menatap langit malam.

Mereka berjalan menuju taman komplek yang tak jauh dari rumah mereka dengan saling diam. Shelyn yang menikmati indahnya malam dan Abi yang berjalan dengan pemikirannya. Abi tersentak kaget saat tiba-tiba Shelyn menarik tangannya menuju ayunan. Shelyn duduk di ayunan itu dengan sumringah lalu menyuruh Abi untuk duduk di ayunan sebelahnya. Abi pun menurut tanpa banyak bicara.

"Bi bintangnya banyak banget ya, gue suka!" ujar Shelyn sambil menatap langit dengan senyum yang mengembang.

"Bi! Lo inget gak dulu waktu kita masih kecil kita pernah baca cerita tentang bintang jatuh yang bisa ngabulin permohona. Dan lo gak pernah percaya itu sampai lo gak mau kalau gue ajak lo cari bintang jatuh dilangit." celoteh Shelyn saat mengingat masa kecilnya dulu. Sedangkan Abi, ia hanya diam sambil memandangi wajah Shelyn yang hanya bisa dilihanya dari samping.

"Gue inget banget saat itu lo marah-marah karena gue tarik lo keluar rumah buat cari bintang jatuh dan akhirnya lo temenin gue natap langit dengan wajah ditekuk."

"Lo juga inget kan Bi?" tanya Shelyn sambil menoleh ke arah Abi yang sedari tadi hanya diam sambil menatapnya.

"Lo inget 'kan?" Tanyanya lagi.

"Gue suka sama lo!" jawab Abi sangat melenceng dari pertanyaan Shelyn dan itu membuat Shelyn cengo seketika.

"Gue jatuh cinta sama lo Lyn." ucap Abi lagi dengan kedua mata menatap dalam kedua mata Shelyn yang terlihat terkejut.

"Lo becan--"

"Gue gak tau sejak kapan gue suka sama lo. Gue juga gak tau kenapa gue bisa suka sama lo dan gue tau gue terlambat ngucapin ini semua karena sekarang lo udah punya Adhwi." Abi menjeda ucapannya untuk menghirup oksigen karena ia merasa sesak. "Gue emang pengecut karena baru sekarang gue berani ngungkapin perasaan gue sama lo. Setelah gue tau gak ada lagi ruang dihati lo untuk gue. Gue emang bodoh ya Lyn!" lanjutnya.

Shelyn hanya bisa diam. Ia begitu kaget dengan pengakuan Abi yang tiba-tiba itu. Kosakata yang biasanya terucap dari mulutnya pun seakan menghilang, membuat dirinya seakan bisu dalam keterkejutan.

"Gue tau kenapa lo diem. Lo gak perlu cari kata-kata buat jawab perasaan gue. Karena gue udah tau jawabannya, lo akan tetep nganggap gue sahabat lo dan seperti itulah yang di inginkan takdir, gue hanya bisa jadi sahabat lo gak lebih."

"Bi gu-gue gue..."

"Lyn lo pulang sekarang ya, gue pengen sendiri dulu disini." suruh Abi.

"Tapi Bi..."

"Please!" mohon Abi.

Dengan berat hati Shelyn mengangguk pelan lalu berdiri, "gu-gue pulang dulu ya Bi!"

Abi tersenyum sambil menggangguk, "hati-hati!"

Shelyn pun pergi meninggalkan Abi yang menunduk diatas ayunan dengan sebulir air mata jatuh dari pelupuk matanya.

"Cinta sepihak itu ternyata sesakit ini ya Sell!" lirih Abi. "Sekarang gue tau sesakit apa lo tadi, karena sekarang gue juga ngerasainnya "

***

SHELYNA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang