SATU

6.5K 236 3
                                    


"Hei, Zahra! Ke mana aja sih? Kita cari-cari juga." kata Moza.

"Perpustakaan. Habis kalian lama ikut lombanya," kata Zahra membela diri.

"Dari tadi di perpustakaan?" tanya Fira tidak percaya.

"Iya," jawab Zahra.

"Ya ampun, di mana-mana kerjaannya ngegambar. Rajin sekali," kata Fira

"Mending kita nonton pertandingan basket aja," tambah Fira.

"Nggak ah, gue di sini aja."

"Huuu, cupu!" ejek Fira lagi pada Zahra.

"Iya nih, gak seru. Hari ini final, Ra!" Kata Moza.

"Oke-oke, gue ikut."

"Gitu dong!" balas Moza dan Fira.

"Tolong kalian bertiga jangan berisik! Atau silahkan keluar!" tegur petugas perpustakaan - Bapak Johan yang membuat seisi perpustakan memandang mereka.

"Iya, pak..." balas mereka bertiga serempak.

Mereka keluar dari perpustakaan dan berjalan menuju lapangan basket di sekolah mereka - SMA 8 Yogyakarta. Pertandingan diikuti oleh semua angkatan dan jurusan. Pertandingan kali ini adalah final antara kelas 12 MIPA 1 dan 11 IPS 2.

"Liat di sana sudah ada banyak cewek yang siap memberikan dukungan. Yuk, langsung gabung," ucap Fira sambil menunjuk ke arah penonton.

Mereka pun bergabung dengan para pendukung lainnya di pinggir lapangan.

***

Sebelum pertandingan dimulai, masing-masing tim berkumpul di tengah lapangan untuk menyusun strategi.

"Seperti apa strategi kita, bro?" tanya Faisal pada Adam.

"Oke. Seperti biasa, lo yang jadi centernya. Lakukan apa yang harus lo lakukan," kata Adam mulai membagi tugas.

"Siap!" balas Faisal.

"Vino, lo jadi guard sama Sean. Mungkin rangkap forward kalau perlu," lanjut Adam.

"Siap, A!" jawab Vino dan Sean bersamaan.

"Gue sama Ali nanti jadi forwardnya. Intinya, main sebisa kita aja. Pertandingan ini cuma lomba sekolah, main santai aja." jelas Adam.

"Percaya deh sama mantan leadernya tim basket sekolah," kata Ali ikut bersuara.

"Sekalipun mantan, liat fans Adam berjajar banyak banget," gerutu Faisal sambil melihat ke arah penonton. "Mana buat gue?" lanjutnya.

"Jangan ngimpi lo, sal! Adam itu hampir masuk kata sempurna beda jauh sama lo. Bisa olahraga, main musik, jenius, mantan ketua osis juga, ganteng pula. Cuma,kurang satu ..." kata Vino.

"Eh, maksudnya kurang satu apa?" potong Faisal karena penasaran.

"Nggak punya pacar," sambung Sean.

"That's right!" kata Vino membenarkan Sean.

"A, lo itu buta atau gimana sih? Banyak cewek ngantri. Tinggal pilih aja yang cantik atau keren," kata Faisal yang bingung dengan cara pandang Adam sama cewek.

"Nggak ada yang pas, sal." Akhirnya, Adam berbicara setelah tadi memilih diam saat teman-temannya membicarakan perempuan.

"Nggak ada yang pas, tapi semua cewek dibaikin. Itu PHP teman," kata Ali kembali bersuara.

"Cukup teman, sampai kapan kalian memujiku terus? Liat Pak Gandhi sudah memasuki lapangan." Kata Adam untuk menghentikan teman-temannya.

Semua pemain mulai memposisikan dirinya masing-masing sebelum permainan benar-benar dimulai.

Pritt....

Suara peluit Pak Gandhi - guru olahraga bersuara, tanda permainan basket dimulai.

***

Pertandingan telah dimulai, persaingan sengit terjadi. Bukan basketnya, tapi para pendukungnya. Banyak cewek memanggil nama Adam keras sekali, begitu juga kedua teman Zahra. Adam adalah mantan leader dari tim basket sekolah yang punya wajah tampan dan baik hati. Hampir semua cewek di sekolah suka sama Adam.

Apa bagusnya sih dia? Sekalipun teriak-teriak dia nggak bakal peduli siapa cewek itu batin Zahra saat berkutat dengan pensil dan buku gambar. Tiba-tiba, Zahra memiliki pemikiran seperti itu.Dia juga heran kenapa kedua sahabatnya menyukai sosok Adam.

P.S.
Udah aku revisi sedikit ya. Semoga makin banyak yang suka dengan isi ceritanya ya. Aku lebih bersemangat nulis kalau yang baca banyak.

Aku minta vote dan komennya dong. Mau kasih saran, kritik, atau pujian tulis aja ya. Itu semua bakal memotivasi dan menambah ideku lho. Terima kasih!

REVISI [Judul dan isi]

A dan Z [LENGKAP] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang