DUA PULUH

1.5K 95 8
                                    


Lalu alasan yang bisa buat lo suka
sama gue apa?
~ Adam Surya Manggala ~

Pagi ini, Hema sudah berada di rumah Zahra. Setelan jeans dan kaos warna merah maroon membuatnya terlihat keren. Ia masih menunggu di ruang tamu. Tapi, untung saja sudah ada Reza yang menemaninya. Tinggal menunggu Zahra.

Suatu kebetulan, Zahra memakai warna baju yang sama dengan Hema. Zahra menggunakan celana kulot bergaris hitam putih dengan atasan kombinasi maroon dan putih.

"Aihhh... Cie couple nih warnanya!" Reza menggoda Zahra ketika ia melihat kesamaan warna baju mereka.

"Hah...? Cuma sama warna dibilang couple," balas Zahra.

"Gak jelas banget lo, Za. Warna baju dimana-mana bisa sama, bro." Hema sedikit kecewa Zahra tidak suka dibilang couple dengannya.

"Ya udah, santai aja kali." Niatnya untuk mendekatkan Zahra pada Hema pagi ini sudah gagal. Mungkin nanti saja.

"Oke! Sekarang kita berangkat?!" tanya Hema.

"Yashhh!"

Tiga puluh menit berlalu. Mereka bertiga sudah sampai di Taman Sari. Bangunan tua ini sebagian kecil sudah runtuh. Meski begitu, keunikan dan sejarahnya membuat tempat ini tidak pernah sepi pengunjung.

Mereka menuju water castle setelah dua puluh menit berkeliling. Zahra berjalan di paling depan. Sedangkan Reza dan Hema berjalan di belakangnya. Hema dari tadi mengambil gambar Zahra dengan camera yang dibawanya.

"Lo masih suka?" Reza membuka bicara saat melihat Zahra sudah lumayan jauh.

"Hah?" Hema masih fokus mem-foto Zahra secara acak.

"Lo masih suka Zahra kan?" Reza memang sudah tau perasaan sepupunya itu pada adik tirinya. Hema sendiri yang cerita padanya.

Hema berhenti mem-foto, "Gue sendiri juga nggak tau."

"Oke. Sebab itu, lo coba pdkt sama cewek lain?"

"Gue ngerasa nyaman temenan sama Laras."

"Tapi, lo tau cewek itu, Laras suka sama lo kan? Kalau dia tau lo suka sama cewek lain, dia bakal kecewa sama lo."

"Gue tau. Tapi..."

"Pilih Zahra!" minta Reza. Hema kaget. Ia tidak mengerti maksud Reza kali ini.

"Ada cowok yang deketin Zahra, cowok itu, kakak kelasnya. Gue rasa Zahra suka sama senior itu." lanjutnya.

"Namanya, Adam... kan?" tanya Hema ingin memastikan tebakannya.

"Ditelpon kemarin dia bilang namanya Adam. Lo kenal?

Hema tidak langsung menjawab. Ia melipir dulu ke penjual minuman yang ada di dekatnya. "Bu, beli es tehnya dua, es coklatnya 1." Ia memesan minuman dulu.

"Dia, kakaknya Laras. Gue udah ketemu beberapa kali."

"Lo nggak pernah bilang. Kalau begini, lo..."

"Gue harus lepasin Zahra," kata Hema setengah menyerah.

"Lo nyerah?"

"Seperti yang lo bilang tadi, gue juga tau kalau Zahra suka sama cowok itu. Kalau gue jujur yang ada nanti gue nyakitin hatinya. Laras juga nggak akan terima."

"Ini mas, minumnya," kata ibu penjual menyela pembicaraan mereka.

"Oh, berapa bu?"

"Lima belas ribu, mas." Hema memberikan uangnya, lalu mengambil tiga minuman tadi. Lalu, lanjut berjalan.

A dan Z [LENGKAP] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang