EMPAT PULUH ENAM

1.9K 71 0
                                    

Last Part

Tidak ada seminggu lagi semua murid kelas dua belas akan mengetahui hasil Ujian Nasional mereka. Tidak ada seminggu lagi mereka akan resmi berpisah dengan sekolah ini. Resmi berpisah juga dengan kawan-kawan seangkatan. Resmi berpisah dengan guru-gurunya, mulai dari yang terbaik dan terkiller. Resmi berpisah dengan adik-adik kelasnya. Resmi akan meninggalkan hari-hari dengan seragam putih abu-abu.

Hari ini semua murid kelas dua belas diminta berangkat oleh sekolah. Ada beberapa hal yang akan disampaikan pihak sekolah sebelum hari acara perpisahan. Pihak sekolah juga meminta beberapa penampilan dari satu angkatan untuk acara yang akan datang.

"Wah, kagak nyangka kita bakal pisah bentar lagi," kata Vino saat wali kelasnya sudah selesai memberi pengumuman.

"Apaan sih lo? Mellow," balas Faisal pada Vino yang duduk di depannya.

"Sekali-kali lah. Cowok kan juga punya hati," balas Vino lagi.

"Emang punya hati. Emang ada yang bilang kita gak punya hati, Vin?" tanya Ali yang ada di sampinya.

"Serah lu deh, Al."

"A, lo siap kasih pidato di acara besuk?" tanya Faisal beralih topik.

"Siap-siap aja," jawab Adam.

"Lo masih pakai tanya, Sal. Pasti siaplah kalau Adam," kata Ali.

"Serah lo aja, Al."

"Dam, sorry nih kalau gue tanya beginian. Gue penasaran nih. Lo ada kemajuan gak sih sama Zahra lagi?" tanya Vino.

Faisal dan Ali jadi ikut menyimak juga.

"Gue nyerah aja kali ya?"

Mereka seperti tak percaya. Selama ini, cowok nomer satu di sekolah itu selalu berusaha mendekati meski hampir ditolak.

"Lo, nyerah?" tanya Faisal memenggal setiap katanya.

"Habis terakhir kali gue lihat, Zahra pulang bareng Genta."

"Lah terus kenapa?" tanya Faisal.

"Hubungan mereka jadi baik-baik aja?" tanya Vino juga.

"Gue juga kagak tahu itu."

"Aduh, duh, bro. Gini aja, lo masih suka, masih cinta sama dia kagak?"

"Iya, kalau lo masih cinta, tinggal tembak lagi aja," kata Vino enteng menyetujui perkataan Faisal.

"Rancana lo sama Alana kagak berhasil?" tanya Ali.

"Kalau berhasil, Adam gak bakal pusing kayak sekarang, Ali Natanegara." Vino sudah mulai kesal lagi karena Ali selalu tidak paham dengan pembicaraan yang ada.

"Muhammad Ali Natanegara yang benar," balas Ali masih tak paham kalau Vino mulai kesal.

"Serah lo, Al!"

"Gak usah nge-gas gitu juga, Vin."

"Sumpah kalau lo bukan temen dekat udah gue sikat lo, Al."

"Jangan gitulah, nanti lo kangen gue kalau pisah."

"Lo bisa lebih jijik kagak?" tanya Faisal dan Vino bersamaan.

"Tinggal request," balas Ali. Sedangkan Adam hanya tertawa melihat kekonyolan teman-temannya itu.

"Lo gak traktir kita-kita, Al?" tanya Adam setelah akhirnya mendapat giliran bersuara.

"Traktir? Dia masih lama tambah umur kan?" tanya Vino.

A dan Z [LENGKAP] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang