Sia-sia dong aku khawatir sama kamu
~ Adam Surya Manggala ~Sepanjang perjalanan hanya Adam yang banyak bicara. Tidak aneh memang. Baru aneh jika yang banyak bicara adalah Zahra. Zahra sesekali menjawab pertanyaan Adam. Bahkan nadanya menjawab tergolong cuek.
Sebuah topik pembicaraan berhasil membuat Zahra banyak bicara.
"Ra?" panggil Adam pelan saat berhenti di lampu merah. Tapi, Zahra hanya diam saja.
"Lo diancam sama seseorang gak?" Adam langsung bertanya ke inti permasalahan. Mungkin kata Vino ada benarnya. Ia lupa bahwa ada seseorang yang sangat terobsesi dengannya-Alana. Mungkin saja Alana akan berbuat jahat pada Zahra karena video yang diposting Faisal.
"Maksudnya?" tanya Zahra.
"Ada yang labrak lo karena kasus video seminggu lalu? Kalau ada...." Belum selesai bicara, Zahra sudah memotong kalimat Adam.
"Kalau ada, aku gak akan takut." Zahra tidak ingin Adam tau bahwa ia memang sudah dilabrak-oleh Alana. Dia tidak selemah itu sampai harus bilang pada Adam.
"Yakin? Jadi lo bakal nge-lawan?"
"Iyalah. Cuma orang lemah yang diam saja saat tau dirinya sedang direndahkan." Zahra merasa tersulut api. Ah kenapa gue bilang kayak gitu coba.
Adam terdiam sebentar, "Yah, sia-sia dong aku khawatir sama kamu."
"Maksudnya?"
"Gue khawatir harus jagain lo terus pas pacaran nanti." Kalimat dari Adam ini adalah sebuah kode keras untuk Zahra.
Pacaran? Ini kode ya? Eh, mikir apaan sih, ngaco! tanya Zahra dalam hati. Ia benar-benar tidak berminat untuk merespon Adam. Tetap bersikap dingin meskipun Adam sudah tahu sifat aslinya.
"Kak udah mau hijau." Zahra mengalihkan pembicaraan. Mungkin kali ini ia harus berterima kasih pada tiang traffic light yang terdapat layar angkanya.
"Ya udah, pegangan." Adam sudah tidak heran lagi kalau Zahra mengalihkan pembicaraan. Ia sudah terbiasa sekarang.
Zahra tidak meng-iyakan permintaaan Adam. Ia menaruhkan kedua tangannya di atas pahanya. Lagi pula ia percaya kalau Adam bukan cowok modusan yang ada kebanyakan. Cowok yang akan mengerem mendadak agar ceweknya pegangan.
***
Zahra masuk rumah setelah meminta ponselnya dan berterima kasih pada Adam. Saat ia menutup gerbangnya, barulah Adam pergi melajukan motornya. Padahal gue nunggu dia bilang hati-hati kata Adam dalam hati. Di sisi lain Zahra bersuara dalam hatinya, hati-hati kak.
Saat akan masuk, Zahra melihat motor scopy warna merah telah terpakir di garasi samping. Itu artinya Reza sudah pulang. Zahra langsung mempercepat langkahnya. Ia mencari keberadaan kakaknya itu. Akhirnya, ketemu-di ruang keluarga.
"Kak?"
"Oi! Kenapa?" Reza masih sibuk bermain PS di layar televisi.
"Katanya tadi kuliah." Zahra merasa dibohongi kakaknya.
"Dosennya ijin, kosong. Gue gak jadi kuliah."
"Kalau nggak kan bisa jemput aku."
"Gue udah chat lo. Tapi, lo bilang gak usah, udah ada yang antar."
"Kapan aku bilang...." Zahra berhenti bicara. Sekarang ia tahu betul siapa yang melakukannya-Adam.
"Terus lo pulang sama siapa?"
"Ojek online!" jawab Zahra keras. Lalu berlenggang pergi naik ke atas.
"Kenapa dia yang marah? Padahal gue yang ditolak. Aneh!" Reza bergumam melihat tingkah Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
A dan Z [LENGKAP]
Teen Fiction[22-05-2019] #2 teenfiksi "Mana bisa sih aku marah sama cewek se-unik kamu. Adanya bikin kangen kali." _____________________________________ Zahra adalah siswa pindahan dari Bandung. Ia ingin melupakan kisah pahitnya di Bandung. Bersama keluarga ba...