TIGA PULUH DELAPAN

1K 53 4
                                    

Attention!
Ini part yang jadi pembuka untuk membongkar masa lalu Zahra

Cowok berparas tampan itu sedang tersenyum ketika bermain dengan ponselnya. Adam sedang chat-an dengan Zahra. Ceweknya itu baru saja mengirim foto selfie yang dimintanya. Ia memintanya sebagai hadiah karena kemarin berhasil mengalahkan Genta.

Di lain sisi, Zahra sedikit malu setelah mengirimkan foto selfie-nya pada Adam. Ini kali pertamanya, ia mengirim fotonya pada seorang cowok. Mau tak mau, ia harus melakukan permintaan Adam. Cowok yang berstatus pacarnya itu memaksa atau mungkin bisa dibilanh mengancamnya akan datang ke rumahnya malam ini juga.

Imut. Cantik. Itu yang ada dalam benaknya saat memandangi foto Zahra. Adam bisa melihat kalau Zahra sedikit kaku dalam foto itu. Wajah yang sama persis ia lihat waktu di perpustakaan kala Zahra belum jadi miliknya.

Tiba-tiba, satu cewek duduk di sampingnya seraya melihat-lihat layar ponselnya. Otomatis, Adam menjauhkan ponselnya dari jangkauan adik satu-satunya itu.

"Cieeeeee! Senyum-senyum sendiri," kata Laras terus berusaha melihat ponsel kakaknya.

"Apaan sih lo!" kata Adam sedikit mendorong Laras untuk menjauh darinya.

"Eelah, gitu doang gak boleh lihat." Akhirnya, Laras menyerah.

"Lo iri kan? Kagak bisa senyum-senyum sendiri gara-gara foto pacar lo," kata Adam dengan nada mengejek. "Eh, lo kan gak punya pacar," lanjutnya diakhiri senyuman puas.

"Halah, baru pacaran sekali aja songong!" ejek Laras tak terima.

"Kayak lo udah sering pacaran aja."

"Gak sering, tapi kan udah pernah dua kali."

"Pernah pacaran aja sombong lo. Kena karma kan lo sekarang."

"Karma apaan?!"

"Siapa itu namanya? Gema? Kema?"

"Hema, kak..!"

"Iya, itu maksudnya. Gak nembak-nembak lo juga kan?"

"Aaaa, bukan urusan lo deh."

"Ya udah, gak usah urusin urusan gue juga."

"Siapa yang mau ngurusin urusan lo?"

"Lah, lo tadi kepo banget kan?"

"Salah lo senyum-senyum sendiri."

"Kok gue yang salah?"

"Udah deh. Gue capek ngomong sama lo." Laras pun pura-pura marah dengan menyilangkam kedua tangannya di dada.

"Okeeee," kata Adam tidak menghiraukan tingkah adiknya. Ia tahu Laras hanya pura-pura.

Akhirnya, Laras pun menyudahi tindakannya. Percuma, Adam memang tidak menghiraukannya sama sekali.

"Kak, gue mau tanya nih."

"Katanya lo capek ngomong sama gue?"

"Iiih, serius mau tanya ini. Penting!"

"Apa-apa?" tanya Adam seraya tetap bermain ponsel. Kini ia sudah beralih ke aplikasi game favoritnya, tidak lagi chat-an dengan Zahra.

"Mainnya nanti dulu kenapa."

Merasa memang sesuatu yang penting akan Laras katakan, ia menaruh ponselnya. "Iya, kenapa?"

"Kakak beneran pertama kali ketemu Zahra pas di sekolah?"

Adam tidak segera menjawab. Ia bertanya-tanya apa alasan Laras tiba-tiba menanyakan itu. Apa mungkin Laras tahu sesuatu tentang kejadian itu.

"Beneran baru ketemu Zahra-"

A dan Z [LENGKAP] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang